VOXArtCulture

Penyair Sumbar Bincangkan Buku Penyair Riau Kunni Masrohanti

Redaktur : Fendri Jaswir
Kamis, 30 Desember 2021 17:31 WIB
Penyair Sumbar bincangkan buku Kunni Masrohanti (kanan)

PADANG  (VOXindonews) - Buku puisi berjudul Dan, Perempuan yang Kau Telan Airmatanya karya Kunni Masrohanti, penyair nasional asal Riau, diperbincangkan penyair di Rumah Kayu, Linikala Space, Jalan Berok, Padang, Sumbar, Minggu (26/12) lalu.

Kegiatan yang diberi nama Bincang Buku ini menghadirkan dua pembincang, yakni Dr Hermawan An dan Yeyan Kiram dengan moderator Ahmad Suwistyo. Keduanya memperbincangkan buku puisi Kunni yang kelima tersebut, sekaligus penyairnya dan proses kreatif penulisan buku itu.

Penyair Sumbar juga hadir dalam helat tersebut. Di antaranya, Muhammad Ibrahim Ilyas, Syarifuddin Arifin, Sulaiman Juned, Boy Chandra, Arbi Tanjung, Alizar Tanjung, Nasrul Azwar, Ubaidilah Al Ansori, Nasrul Azwar, Konunitas Kuflet Padang Panjang. Sedangkan penyair Riau yang hadir antara lain Kazzaini Ks dan Siti Salmah.

''Buku ini adalah personalitas Kunni. Ia bicara perempuan, lingkungan sesuai latar belakang dirinya. Puisi-puisi dalam buku ini adalah puisi yang keseluruhannya penuh luka, airmata, penuh kesedihan. Sebab airmata tertinggi bagi perempuan adalah airmata,'' kata Yeyen Kiram malam itu.

Hermawan An menyoroti buku itu dari berbagai sisi baik kekurangan atau kelebihannya, bahkan latar belakang mengapa Kunni menulis buku puisi ini.

''Semua puisi dalam buku ini tidak menggunakan kapital. Misalnya kata gili, ada beberapa gili. Apakah gili nama tempat atau yang lain. Ada beberapa kata lain juga sehingga saya harus bolak balek membuka kamus. Ini kelemahan menurut saya. Tapi kenapa begitu, ya Kunni yang tahu,'' kata Hermawan.

''Tapi, banyak bahasa lokal yang juga membuat saya buka kamus. Ini luar biasa, banyak kosa kata lokalitas, upaya Kunni menjaga bahasa lokal. Yang jelas juga, banyak duka dalam buku ini. Saya tahu juga perjalanan Kunni yang sedikit banyak menurut saya jadi latar belakang kenapa buku ini terbit,'' timpalnya.

Usai narasumber menyampaikan banyak hal, dibuka diskusi santai. Kesempatan ini membuat penyair yang hadir banyak menyampaikan pendapat. Salah satunya Ubaidillah Al Ansori. Kata Ubai, Dan pada judul adalah seseorang. Ada empat tokoh dalam buku ini katanya, yakni seseorang, dia, aku dan kau.

Di akhir perbincangan juga diramaikan dengan pembacaan puisi oleh para penyair yang hadir. Kunni yang juga hadir di malam itu, lebih banyak menyimak dan mendengarkan seluruh perbincangan.

''Terimakasih kepada penyair Sumbar dan Riau yang hadir dalam Bincang Buku ini, khususnya Arbi Tanjung selaku penggagas,'' kata Alizar Tanjung pemilik dan pengelola Rumah Kayu. Di Rumah Kayu, selain ada kafe, juga toko buku.(Rls)