VOXEconomy

Asian Agri Tingkatkan Penghasilan Petani Dua Kali Lipat Lewat Replanting

Redaktur : Fendri Jaswir
Minggu, 17 April 2022 08:00 WIB
Pimpinan Asian Agri pada saat Media Gathering

JAKARTA (VOXindonews) - Asian Agri mempunyai terobosan besar dalam menghadapi bisnis kelapa sawit di masa depan. Perusahaan kelapa sawit di bawah grup Royal Golden Eagle (RGE) ini menegaskan komitmennya dalam program keberlanjutan Asian Agri 2030. Ada empat pilar strategis yang diusung Asian Agri dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup bersama.

Director of Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri, Bernard A. Riedo yang juga merupakan Project Leader dari Asian Agri 2030 mengatakan Asian Agri 2030 adalah strategi bisnis jangka panjang selama sepuluh tahun ke depan untuk memastikan keberlangsungan bisnis agar sejalan dengan filosofi bisnis grup perusahaan yaitu 5Cs – Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company.

“Komitmen keberlanjutan Asian Agri 2030 terdiri atas empat pilar strategis yaitu Kemitraan dengan Petani, Pertumbuhan Inklusif, Iklim Positif, dan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan,” ungkap Bernard dalam acara Media Gathering & Buka Puasa Bersama di Jakarta, Selasa (12/4) seperti dikutip sindonews.com

Menurut dia, program ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSDGs) serta tujuan dan visi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumber daya yang berkelanjutan melalui serangkaian program dan inisiatif yang memberikan kontribusi positif.

Dalam pilar Kemitraan dengan Petani, Asian Agri menyertakan keterlibatan intensif dengan petani untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Targetnya, yaitu meningkatkan pendapatan petani mitra hingga dua kali lipat melalui program penanaman kembali atau replanting, 100% pencapaian program replanting petani mitra, sebanyak 100% pencapaian sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk petani mitra serta 5.000 petani swadaya mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Selanjutnya, pada pilar pertumbuham inklusif, Asian Agri berupaya mendorong partisipasi yang kuat untuk mencapai kualitas hidup terbaik. Target dari pilar pertumbuhan inklusif antara lain Mengentaskan kemiskinan ekstrem di sekitar area operasional perusahaan, mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada desa-desa di sekitar area operasional perusahaan seluas lebih dari 500.000 hektare. Juga menyediakan akses pendidikan berkualitas melalui pemberian 5.000 paket beasiswa. “Mengoptimalkan pengutipan minyak residu,” papar Bernard.

Adapun, pada pilar iklim positif, menurut Bernard, bertujuan mempromosikan minyak sawit berkelanjutan melalui praktik pengelolaan terbaik. Apa saja targetnya? “Ada empat target yang telah disusun, yaitu One to One area restorasi ekosistem, mencapai tingkat emisi netral dari penggunaan lahan, mengoptimalkan pembangunan fasilitas penangkap gas methane untuk seluruh pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan serta 100% penggunaan energi terbarukan di seluruh operasional perusahaan,” ungkap Bernard.

Sebagai tindakan terintegrasi untuk membangun produk berkelanjutan, sebagai pilar keempat ditetapkan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan. Di mana, dalam pilar ini, Asian Agri menetapkan targetnya yaitu tidak membuka lahan baru untuk menjadi area perkebunan kelapa sawit.

Selain itu, Asian Agri juga akan menerapkan praktik yang ramah lingkungan untuk operasional berkelanjutan. Perusahaan juga akan mengimplementasikan ekonomi sirkular melalui praktik operasional terbaik serta mengurangi 50% penggunaan pestisida.

Head of Operations Asian Agri, Omri Samosir mengatakan Asian Agri 2030 merupakan strategi jangka panjang yang akan menjadi fokus perusahaan berdasarkan pada pilar serta target yang telah ditetapkan. “Komitmen ini mendorong kami untuk melihat secara lebih mendalam kegiatan operasional dan bisnis kami secara berkelanjutan. Komitmen ini tentunya membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan agar semua target yang telah ditetapkan dapat tercapai,” ungkapnya.

Omri mencontohkan program replanting yang kini terus digalakkan Asian Agri. Menurut dia, program yang dimulai sejak 2006 ini berhasil mereplanting 11.000 ha. Sehingga tersisa 49.000 ha yang akan dikerjakan secara simultan dalam 8 tahun ke depan menuju 2030.

Komitmen meningkatkan kehidupan petani bisa dilihat dari program replanting ini. Sebelum replanting, panen sawit hanya 12-15 ton per ha per tahun. “Target kita potensi bibit tipas kita yang kita tanam pascareplanting setelah usia 5 tahun hasil panen bisa mencapai 30-35 ton per ha per tahun,” ungkap Omri.

Sehingga bisa dikatakan penghasilan petani bisa naik dua kali lipat setelah replanting. Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi mengutarakan komitmen Asian Agri 2030 ini adalah salah satu program yang mendukung SDGs. Hal ini merupakan langkah yang baik dan patut diapresiasi. “Semoga semakin banyak perusahaan yang mengikuti langkah yang telah ditetapkan Asian Agri ini,” kata Bayu.(FJ)