VOXOpini

Membaca Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni

Oleh : Erisman Yahya, Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Riau
Jum'at, 17 Juni 2022 10:10 WIB
Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni, PhD

TAK dapat dipungkiri bahwa Kuantan Singingi, Riau termasuk salah satu kabupaten yang melahirkan banyak tokoh.

Sebut saja, misalnya Buya Ma'rifat Mardjani, anggota DPR RI pertama dan satu-satunya asal Riau hasil Pemilu 1955.

Mungkin banyak yang tidak tahu kiprah politisi Perti ini. Buya Ma'rifat-lah salah satu tokoh penting dalam kisah perjuangan pembentukan Provinsi Riau.

Buya memainkan peran penting di tingkat pusat, khususnya di Parlemen RI. Bersuara lantang menuntut agar Riau menjadi provinsi sendiri, lepas dari Provinsi Sumatera Tengah.

Ada juga Radja Roesli, mantan Walikota Pekanbaru. Beliau terakhir menjabat sebagai anggota DPR RI dapil Riau dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Sederet nama lain masih banyak. Sebut saja mantan Wakil Gubernur Riau Rustam S Abrus. Mantan Sekwilda (sekarang Sekda) Provinsi Riau Firdaus Malik dan figur-figur hebat lainnya. Masih banyak!

Dan pada Rabu (15/06/2022) lalu, Presiden Joko Widodo melantik Raja Juli Antoni, sebagai Wamen ATR/BPN, putra asal Kuansing, Riau di Istana Negara, Jakarta.

Kini Raja tentu tercatat sebagai tokoh nasional asal Riau, khususnya lagi Lubuk Jambi, Kuansing.

Raja selama ini memang lebih banyak berkiprah di luar Riau. Namun pria kelahiran Pekanbaru, 13 Juli 1977 itu pasti tak akan memungkiri asal-usulnya sebagai anak jati Melayu Riau.

Sebagai sesama anak Kuansing, saya justru berinteraksi dengan Raja ketika dulu sama-sama tercatat sebagai mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (dulu namanya IAIN). Sekira tahun 1996-an.

Sebagai sesama mahasiswa asal Riau di perantauan, kami tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau (Hipemari) Jakarta.

Ketika itu Ketua Umum Hipemari dijabat oleh abang kandung Raja, yakni Raja Jeldi.

Saya dan Raja sama-sama tercatat sebagai pengurus harian Hipemari Jakarta ketika itu.

Sama seperti umumnya mahasiswa Ciputat (sebutan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Raja setau saya adalah sosok yang merdeka dalam berfikir.

Ia tidak mau terkungkung dalam sekat-sekat sempit yang justru membuat dirinya "tidak bebas bermanuver".

Makanya tidak heran, meskipun Raja terlahir dari rahim Muhammadiyah. Sekolah di Pesantren Darul Arqam Garut yang kental Muhammadiyah. Namun ia santai saja saat memamerkan fotonya sedang melakukan ziarah kubur di laman FB-nya.

Ziarah kubur kita ketahui bukanlah tradisi Muhammadiyah.

Pun saya memaklumi, kenapa Raja justru memilih PSI sebagai "rumah" politiknya.

Raja memang selalu tampil beda. Namun beda berkualitas.

Ketika dulu sama-sama di Hipemari, Raja nampak sekali sebagai sosok yang gigih. Apalagi saat mempertahankan pendapatnya.

Berdebat dengan Raja, berarti kita sudah mempersiapkan waktu yang banyak. Karena Raja pasti akan menyampaikan argumen demi argumen agar pendapatnya dapat diterima.

Keuletan dan kegigihan, ia tunjukkan lagi saat melanjutkan studi S2 di Inggris dan S3 di Australia.

Barangkali mungkin itu juga alasan Presiden Jokowi memilih Raja sebagai Wamen ATR/BPN.

Persoalan sengketa tanah antara masyarakat dengan perusahaan, apalagi di Provinsi Riau, pasti memerlukan sosok yang gigih dan ulet untuk menyelesaikannya.

Kami yakin, sosok Raja dengan kegigihan dan "ketekingannya" akan mampu membantu menyelesaikan banyak kasus sengketa tanah di Tanah Air, khususnya lagi di Negeri Melayu Riau.

Iringan doa kami tentu mengiringi langkah Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni, PhD.

Selamat bekerja, Bro. Semoga sukses dan amanah. Amien...