VOXOpini

Pasang Surut Melayu di Negeri Melayu

Oleh : HM. Nasir Day Nurdin, SH, MH, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan dan Infrastruktur Riau
Rabu, 20 Juli 2022 19:36 WIB
HM Nasir Day Nurdin, SH, MH

KOMUNITAS Melayu di Provinsi Riau merupakan bagian yang sangat bermakna dari spektrum Melayu di dunia. Perkembangan Melayu bagaikan air yang ada pasang dan surut.

Salah satu indikator kemajuan Melayu adalah sejauh mana pemimpin di Riau ikut mewarnai dan memberikan kebijakan serta menyisihkan dana untuk kemajuan Melayu di Provinsi Riau.

Berikut dipaparkan karya para Gubernur Riau dalam menjayakan Melayu di Provinsi Riau.

Alm ARIFIN ACHMAD :
Merupakan inisiator berdirinya Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Dengan berbagai pertimbangan dan dinamika saat itu, LAMR harus menjadi suatu kekuatan moril, yang intinya harus mampu menyuarakan aspirasi masyarakat Melayu dikancah Nasional melalui penguatan marwah  demi anak koponakan. Dan perlu diingat diera tersebut kebangkitan Melayu sangat terasa.

Alm IMAM MUNANDAR :
Imam Munandar bukan anak jati diri Melayu, sadar akan tanggung jawabnya sebagai penguasa di negeri Melayu. Dengan niat yang tulus terpanggil/peduli untuk menghibahkan suatu gedung megah di jalan  strategis (Jalan Diponegoro Pekanbaru) yang sampai saat ini berdiri megah Gedung/Perkantoran LAMR

Alm SOERIPTO :
Memberikan penguatan untuk LAMR dan ruang untuk anak-anak tempatan/Melayu untuk berkiprah di berbagai sektor pembangunan di Riau. Keberadaan beliau cukup memberikan arti tersendiri bagi anak-anak tempatan/Melayu. Dan perlu diingat pada era beliau terbangunnya gedung megah Unilak sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia Riau.  Di zaman Soeripto pula diselenggarakan Festival Budaya Melayu se Dunia, serta terselenggaranya MTQ  Nasional  di Riau. Di arena  MTQ tersebut dibangun rumah adat seluruh kabupaten/kota se Provinsi Riau. Bangunan tersebut sungguh monumental.

SALEH DJASIT :
Dalam upaya mengangkat Melayu, melalui Perda  tentang Visi dan Misi Riau menempatkan LAMR sebagai salah satu pilar menjadikan Riau sebagai  pusat ekonomi dan budaya Melayu di Asia Tenggara.

Di era mana terasa eksistensi LAMR sungguh sangat dominan dalam upaya Melayu sebagai tuan di negeri sendiri.

Dimasa kepemimpinan Saleh Djasit juga dibangun Politeknik Caltex Riau (PCR) Rumbai, Fakultas Kedokteran Unri, SMA Plus. Semuanya dengan tujuan supaya anak-anak Melayu dapat mengenyam pendidikan dengan baik.

Disamping itu juga dilakukan peningkatan Masjid Agung Annur Pekanbaru, merupakan Masjid termegah di Sumatera.

RUSLI ZAINAL :
Banyak terobosan yang cukup spektekuler yang dilakukan  dalam mengangkat negeri Melayu/Riau di kancah Nasional. Salah satunya yang menjadi kebanggaan kita iyalah Riau ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional (PON) .

Dilain hal  sebagai tanggung jawab beliau untuk negeri  khususnya LAMR  yakni lahirnya Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Lembaga Adat Melayu  Riau sebagai legalitas LAM Riau.
Dan tidak sedikit catatan-catatan penting yang terukir untuk kepentingan Melayu Riau .

WAN ABUBAKAR :
Hanya sebentar menjadi Gubernur Riau dan tidak ada yang dilakukan dalam memajukan Melayu.

ANNAS MA'AMUN :
Memang belum sempat berbuat karena sesuatu hal. Tapi kepedulian beliau terhadap LAM Riau sangat tinggi. Lihat saja gedung-gedung pemerintah pada saat beliau jadi Bupati Rohil  hampir semuanya bernuansa Melayu (kubah ). Terbangunya gedung LAMR Rohil yang cukup megah  yang merupakan gedung kebanggaan Melayu.

ARSYADJULIANDI RAHMAN :
Sangat peduli dalam pengembangan LAM Riau. Ini beliau wujudkan dalam bentuk melahirkan PERDA tentang Muatan Lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau.

Menberikan laluan kongkrit terhadap perjuangan LAMR  merebut kesempatan dalam memperoleh saham di Blok Rokan.

Pada kepemimpinan Andi Rachman juga ditetaplan tagline Riau The Homeland of Melayu. Serta dibentuknya Dinas Kebudayaan, sebagai penguatan Melayu dan LAMR.

Disamping itu juga diperjuangkan pengakuan  Warisan Budaya Tanpa Benda (WBTB) dan Warisan Benda (WB) dari pemerintah pusat bahkan dunia melalui UNESCO

WAN THAMRIN HASYIM :
Walau beliau diamanahkan sebagai Gubernur Riau dengan waktu yang relatif singkat, ada catatan positif yang patut untuk dikenang. Yakni setiap pesawat  datang dan pergi melalui airport Sutan Syarif Kasim tetap berkumandang bahasa Melayu yang menjadi kebagaan kita. Ini tak terlepas upaya-upaya yang beliau lakukan.

SYAMSUAR :
Taklah  paham saya  untuk membuat catatan-catatan apa yg harus dibuat. Yang jelas hari ini  LAM Riau sudah terbelah menjadi dua.

Semestinya penyelesaiannya cukup ecara adat, akan tetapi karena wasit sudah ikut menjadi pemain, maka masalah LAMR kini sudah masuk diranah Pengadilan. Biarlah hukum yang memutuskan, mana LAMR yang sah secara hukum.

Marwah Melayu yang susah payah  dibangun dari generasi ke generasi sebagai kekuatan moril anak jati negeri Melayu. Dapat diprediksi  telah tergerus oleh situasi yang cukup tragis dalam memaksakan kehendak.

Hari ini Melayu sedih  dan sedih. Ke depan mestilah selektif kita dalam memilih pemimpin di Bumi Lancang Kuning. Kita harus memilih pemimpin yang komit dalam memajukan Melayu. Bukan pemimpin yang bertopeng Melayu, tapi justru menghancurkan Melayu.

Semoga Pemimpin Riau kedepan adalah sosok yang Visioner, Smart dan Memajukan Melayu.