VOXOpini

Mengungkap Konsep Narasi dan Perang Interseksionalitas

Oleh : Fendri Jaswir, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Riau
Rabu, 17 November 2021 12:00 WIB
foto

Rasis dan diksirminasitif didunia marak kembali akhir-akhir ini. Terutama  naikknya masa pemerintahan Trump sebagai presiden den Amerika. Rakyat Amerika terbelah menjadi hitam dan putih. Dan isu diskiriatif ini kembali mencapai puncaknya dengan dibunuhnya George Floyd, pria kulit hitam oleh Polisi Amerika. Dilanjutkan dengan bangkitnya gerakkan Black Live Matter di seluruh dunia. Bahkan termasuk di Indonesia, ketika di Subaraya terjadi penghinaan dan diskiriminasi terhadap mahaisiswa Papua yang disebut sebagai "Monyet" pun pecah. Dan bagaimana kini Papua masih terkukung dengan konflik berkepanjangan, akibat jurnalis dan media juga ikut mendistorsikan masalah diskriminasi di Papua, sehingga .media menyumbang kerusakan tersebut. 

Bagaimana ilmu pengatahuan konsep diskirimantif dan rasial ini dipandang oleh seorang profesor ternama dari kulit hitam mengungkapkannya dengan penyebutan  "Interseksionalitas" Ini dia sedikit sejarah dan narasi konsep interseksionalitas menurut Profesor Kimberlé Crenshaw.

Ketika Kimberlé Crenshaw menciptakan istilah itu 30 tahun yang lalu, itu adalah konsep hukum yang relatif tidak jelas. Kemudian menjadi viral.

Mungkin tidak ada kata dalam konservatisme Amerika yang lebih dibenci saat ini selain "persimpangan." Di sebelah kanan, interseksionalitas dipandang sebagai “ sistem kasta baru ” yang menempatkan orang-orang non-kulit putih dan non-heteroseksual di atas.


Tag