VOXInhu

Petani Sawit Inhu Minta Kepastian Harga, Di Perusahaan Rp 2.750 tapi di peron Rp 1.000/kg

Redaktur : Yuhanis Indra
Jum'at, 29 April 2022 17:30 WIB
Petani sawit sedang mengumpulkan hasil panen di Inhu

AIRMOLEK (VOXindonews) - Petani sawit di Indragiri Hulu (Inhu), Riau, ingin kepastian sampai kapan warga sawit sesuai pasar yang ada. Sekarang menjelang lebaran semua penampung sawit sudah tutup dengan harga , Kamis (27/4) sekitar Rp1300 per kilogram.

Dicky, karyawan penampung buah sawit di Desa Bongkal Malang, Kecamatan Kelayang, Inhu, Riau, mengatakan peron (penampung) buah sawitnya tutup dari tanggal 28 April sampai 5 Mei 2022. Untuk harga, jelasnya, tergantung pasaran di semua peron.

Ditambahkan memang harga yang dulu sudah bagus Rp 3000 per kilogram membuat petani senang dan bisa menghadapi lebaran.

Sartono, petani yang jual sawit ke peron ini mengatakan tidak tahu harga langsung turun Rp 1.000 per kilogram. Padahal sebelumnya masih sekitar Rp 1.800 per kilogram."Mosok dari harga Rp 3.000 turun langsung Rp 1.000. Bahkan ada peron yang beli harga Rp800 per kilogram,'' timpalnya tidak terima keadaan ini.

Faisal dari Dinas Perkebunan Inhu waktu dihubungi mengatakan harga harus sesuai surat yang disampaikan Gubernur Riau. Tidak bisa seenaknya menurunkan harga yang membuat petani dirugikan.

Dijelaskan, PT Tunggal Perkasa Plantations, Airmolek masih membeli buah sawit Rp 2.700 per kilogram. "Jadi kita tidak tahu juga perubahan harga yang turun drastis sampai Rp 1.000 per kilogram." Ujarnya.

Faisal akan mengecek harga di lapangan jangan sampai merugikan petani. Habis lebaran sampai tanggal 7 Mei 2022 harga normal kembali sesuai yang ditetapkan Pemda Riau. Petani tahu harga dari KUD atau kelompok tani yang terus disampaikan perubahan harga buah sawit.

Para petani yang dihubungi mengharapkan harga kembali normal seperti biasa. Kalau harga Rp1.000 per kilogram, pemilik tidak dapat hasil. Karena biaya panen, angkut dan pupuk yang masih tinggi.

Diharapkan pemerintah turun memantau harga sawit. Kalau pabrik masih  Rp 2.700 per kilogram, tidak mungkin harga di peron Rp 1.000. "Kami juga tidak minta harga naik terus tapi juga tidak turun drastis. Apalagi mau lebaran ini yang seharusnya dapat memberikan THR, malah tidak jadi," kata Parto petani sawit. (YHN).