- 21/11/2024
PEKANBARU (VOXindonews) - Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pulau Mendol (FM-PPM), Kuala Kampar, Pelalawan, Riau, Kazzaini Ks, menyatakan masyarakat setempat bukannya menolak investasi yang datang ke daerahnya. Tapi investasinya jangan kelapa sawit atau akasia karena akan menguras sumber air di sana.
Menurut Kazzaini, masyarakat Pulau Mendol kini hidup dengan peladangan padi, kebun kelapa dan kebun sagu. Jika di sana nanti ditanam kelapa sawit atau akasia, mereka khawatir usahatani masyarakat ini berangsur-angsur hilang. Sebab, sawit dan akasia rakus terhadap air.
''Masyarakat akan terpuruk dalam kemiskinan.
Apakah kita tidak kasihan?,'' ujarnya, Sabtu (13/8/2022) di Pekanbaru, menanggapi respon Manajemen PT. Trisetia Usaha Mandiri (TUM) yang menyatakan mereka telah memiliki seluruh perizinan yang dikeluarkan pihak pemerintah, baik daerah maupun BPN.
Namun sayangnya, kata Kazzaini, manajemen atau orang PT TUM tidak begitu faham soal rute ke lokasi yang dipersoalkan masyarakat. Sebab, mereka hanya main coret-coret peta di atas meja. ''Biasalah, main jaringan kekuasaan, kapital, dan pertemanan elit,'' ujarnya.
Yang menanggung akibatnya, lanjut Kazzaini, adalah rakyat jelata. ''Yakni sanak keluarga saya yang sudah mendiami pulau tersebut turun temurun,'' tegasnya.
Menurutnya, luas Pulau Mendol ini hanya 30.641 hektare. Seluruh pulau adalah gambut.
Merupakan pulau tumbuh, endapan dari sungai Kampar. Penduduknya berladang padi (merupakan lumbung padi terbesar kedua di Riau) dan berkebun kelapa.
Sementara HGU PT TUM 6.055 hektare, lebih dari 20% dari luas pulau ini, untuk menanam kelapa sawit. ''Masyarakat tidak menolak investasi. Silakan. Tapi jangan sawit, atau akasia, karena sangat rakus air,'' ujarnya.
Menanam sawit di hamparan Pulau Sumatera, kata Kazzaini, silakan saja, karena pulaunya besar. ''Pulau Penyalai (Pulau Mendol) hanya pulau gambut yang luasnya hanya 30.641 hektare. Renungkanlah,'' kata seniman Riau ini. (FJ)