VOXCrimLaw

Kasus ASN Meninggal dalam Mobil di 'Basement' DPRD Riau, Polisi : Murni Bunuh Diri

Redaktur : Fendri Jaswir
Jum'at, 16 September 2022 18:12 WIB
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi ekspose hasil penyidikan kematian ASN di basement DPRD Riau

PEKANBARU (VOXindonews) - Polresta Pekanbaru akhirnya mengungkapkan penyebab kematian FY (40), ASN yang ditemukan dengan leher terjerat dalam mobil di basement Kantor DPRD Riau. Hal ini disampaikan Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi, Jumat (16/9/2022) sore.

''Berdasarkan analisis CCTV dan saksi-saksi, masih ada persesuaian, setelah secara intens berkoordinasi dengan ditkrimum, rekomendasi gelar perkara bahwa berdasarkan alat bukti, keterangan saksi-saksi, ahli, surat, alat bukti petunjuk, belum ditemukan hal yang mendukung bahwa korban dibunuh,'' ungkap Kapolresta seperti dikutip riaupos.co

Didampingi Waka Polresta AKBP Henky Poerwanto, Kasat Reskrim Kompol Andrie Setiawan dan Kasbdit Yanmen Dokkes Polda Riau Kompol Suprianto, Kapolresta memastikan korban bunuh diri. 

''Jadi ini murni bunuh diri,'' sebut Kombes Pol Pria Budi.

Sementara itu Kompol Suprianto menjelaskan, bila dari perspektif masyarakat banyak yang merasa tidak mungkin korban bunuh diri. Namun dari hasil pemeriksaan hal itu adalah bunuh diri.

''Istilahnya dalam forensik itu adalah gantung diri tidak sempurna. Dari 400 kasus kematian yang saya tangani, ada sekitar 10 persen bunuh diri. Dalam satu tahun, ada 5-6 kasus seperti ini,'' jelas Kompol Suprianto.

Ada perbedaan mendasar ketika seorang dijerat lehernya dan gantung diri. Hal itu terlihat dari pola bekas jeratan di leher. Dalam kasus FY, pola bekas luka tumpul di leher mengarah dari arah depan ke belakang atas.

''Berbeda dengan pola jika dibunuh, yang melingkar di leher seperti ini,'' tambah Kompol Suprianto sambil memperlihatkan kasus pembunuhan dengan bekas luka di leher.

Sementara itu Kasat Reskrim Kompol Andrie menambahkan, selain luka tumpul di leher, tidak ditemukan luka lain yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian pada tubuh korban.

''Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan kekerasan yang lain selain luka tumpul di leher berbentuk perkamen di leher,'' ungkap Kasat Reskrim.

Dalam kasus ini, sudah 28 saksi diperiksa, yang termasuk di dalamnya 15 saksi diantaranya merupakan tempat korban bekerja. Termasuk F, orang yang dekat dengan korban. Lalu orang yang berkomunikasi dengan korban lewat WhatsApp dan juga anak korban sendiri.

Adik kandung korban, Yoga, yang juga hadir dalam ekspose yang digelar di halaman belakang Mapolresta Pekanbaru sore tadi belum menerima disebutkan kakaknya bunuh diri. Namun dirinya masih enggan diwawancarai.(FJ)