VOXOpini

Emosi dan Pacu Jalur

Oleh : Said Mustafa Husin, Wartawan Senior, pengamat seni budaya
Rabu, 12 Juli 2023 15:39 WIB
Said Mustafa Husin

SELASA kemaren, media sosial dipenuhi postingan insiden pembakaran jalur yang terjadi di Rengat, Inhu. Insiden ini terjadi di sela-sela final pacu jalur Rengat yang digelar di Sungai Inderagiri di kawasan jembatan Rengat

Saya tidak akan mengulas dan menggali akar permasalahan yang menjadi penyebab munculnya kemarahan warga. Dalam postingan tampak beberapa orang warga menyiramkan cairan ke badan jalur, sesaat kemudian api menyala

Bisa jadi lantaran aksi bakar jalur yang terjadi di Rengat ini sangat langka dan jarang terjadi sehingga insiden ini sangat menarik perhatian serta menjadi perbincangan warga baik warga Inhu maupun warga tempat asal budaya pacu jalur Kuantan Singingi 

Kenapa ini bisa terjadi ??. Inilah yang perlu difahami oleh banyak kalangan. Insiden kemarahan “anak pacu” atau atlet yang berdayung saat berpacu, sangat sering terjadi. Ini disebabkan keletihan yang luar biasa sehingga tingkat emosi mereka sangat tinggi saat menghadapi permasalahan

Di Kuantan Singingi sendiri juga sering terjadi. Dua dekade lalu, masih sering terjadi anak pacu yang naik ke tribune hakim melampiaskan kemarahannya. Ada juga anak pacu beramai-ramai mematahkan pendayung melepaskan kekesalannya

Ini biasanya terjadi karena anak pacu tidak bisa menerima kekalahan yang seharusnya menurut mereka tidak kalah. Misalnya ketika berpacu mereka kalah disebabkan kemudi jalur salah arah seperti terlalu melebar dari pancang. Anak pacu kesal dan mematahkan pendayung. Ini masih terjadi di Pangean tahun lalu

Ada juga kemarahan anak pacu lantaran putusan dewan hakim yang tidak bisa mereka terima. Di Kuansing dulu sebelum menggunakan layar monitor, insiden ini sangat sering terjadi. Anak pacu beramai-ramai naik ke tribune hakim sambil membawa pendayung karena tidak terima putusan dewan hakim

Ini pernah terjadi dengan jalur Delima, Saik. Ketika berpacu dengan Seberang Taluk, secara kasat mata sulit menentukan pemenangnya. Waktu itu, dewan hakim tidak langsung menyampaikan putusan. Dua jalur ini sempat menunggu hampir satu jam di bawah tribune hakim, kemudian baru disampaikan pemenangnya Seberang Taluk.

Tidak terima dengan putusan dewan hakim. Anak pacu Delima Saik naik sambil membawa pendayung ke tribune hakim. Di tribune mereka mengamuk. Kesal dengan keributan itu, warga sekitar tribune hakim akhirnya balas mengamuk ke anak pacu Delima.

Akibatnya sebagian anak pacu Delima terjun ke Sungai Kuantan. Mereka berenang ke kawasan pancang yang airnya setinggi dada.  Sebagian lagi berhamburan lari bersembunyi di rumah warga dalam kondisi babak belur dihajar warga. Jalur mereka dirusak, haluannya dicincang pakai parang.

Perkelahian antar jalur juga pernah terjadi. Di awal 60an, perkelahian anak pacu Silancar Air Raja Imbang Laut dari Pangean saling pukul dengan anak pacu Pulau Aro.

Waktu itu, Silancar yang tambatannya di dekat Mesjid Koto Taluk, menuju arah mudik dari finish. Jalur Pulau Aro juga menuju arah mudik. Di Kawasan tepian Nerosa dua jalur ini berbenturan dan terjadi insiden pukul memukul pendayung lalu meluas dan berulang di daratan.

Kenapa ini sampai terjadi ? Baik insiden mematahkan poendayung, menyerang tribune dewan hakim atau saling pukul di dalam jalur, ini tidak terlepas dari keletihan yang membuat anak pacu gampang tersulut emosi. Padahal, misalnya Delima Saik, mereka tahu resiko yang akan dihadapi jika bertindak ceroboh, tapi saat itu mereka tidak peduli sebab emosi mereka tinggi lantaran keletihan. Begitu juga insiden lainnya.

Karena itu, di setiap desa yang punya jalur, harus ada “Tuo Jaluar” atau orang yang disegani yang bisa meredam kemarahan anak pacu dan warga lainnya sehingga tidak sampai bertindak ceroboh. Dan panitia termasuk pengamanan harus faham dengan berbagai permasalahan yang bisa menyulut emosi anak pacu.

Jika ada indikasi akan terjadi keributan harus diredam lebih dini. Sebab keletihan membuat tingkat emosi anak pacu sangat tinggi. Emosi mereka gampang tersulut. Jika sudah tersulut sulit melerainya. Inilah yang terjadi di Rengat Selasa kemaren. ***