- 27/12/2024
PEKANBARU (VOXindonews) - Survei adalah keniscayaan di negara demokratis. Lalu, kenapa hasil survei berbeda? Hal inilah yang membuat sebagian orang meragukan hasil survei.
Menurut Direktur Riset VOXinstitute, Albion Zikra, perbedaan itu bisa terjadi karena metodologi yang diterapkan. Bisa jadi sampling sama tapi penekanan kuisioner berbeda, bisa jadi semua sama tetapi waktu berbeda.
Lalu apakah hasil survei berbeda bisa jadi salah satu benar, salah satu salah? ''Semua benar, jika metodologi benar dan jujur,'' ujar Albion dalam penjelasannya, Kamis (27/7/2023).
Selaku periset, katanya, dia tidak berani menyalahkan hasil survei. Yang hanya bisa dikritisi adalah metodologi.
''Saya termasuk orang yang konservatif, dan setuju dengan pendapat para ahli statisitik bahwa statistik selalu benar, yang salah adalah cara mendapatkan hasil,'' ujarnya.
Dikatakan, banyak orang cenderung melupakan salah satu hal yang paling penting dalam survei, yaitu objek survei. Dalam survei politik objek survei adalah pemilih.
Pemilih ini bukan barang mati, mereka adalah manusia yang senantiasa mengabsorpsi informasi dan terus berubah sesuai dengan keadaan lingkungan.
''Jadi kenapa hasil survei bisa berbeda ? Ya karena manusia cenderung untuk berubah sesuai dengan lingkungan dan informasi sebagai input perubahan perilaku,'' paparnya.
Dijelaskan, survei bertugas memberikan potret keadaan terkini pada saat survei dilaksanakan. Disinilah peran ahli, dalam memberikan potret dan peta keadaan politik.
Seorang peneliti yang handal, katanya, tentunya mampu memotret dengan membuat perkiraan yang mangkus, sehingga hasil survei sesuai dengan hasil pemilihan.
Jadi nilai peneliti yang mantap adalah mereka yang mampu memetakan hasil survei dengan bias seminimal mungkin dengan hasil pemilihan, bukan hanya mendapatkan data lalu dianalisis begitu saja.
''So., Survei merupakan keniscayaan dalam negara demokrasi. Survei memberikan potret dan peta politik, tetapi peneliti yang mantap memberikan peta politik dengan bias yang minim, karena objek survei adalah manusia (pemilih), sehingga hasilnya adalah dinamis,'' ujar pria yang sudah lama menggeluti dunia survei politik ini. (FJ)