- 09/05/2025
SURABAYA (VOXindonews) - Menko Polhukam Prof. Mahfud MD menghadiri acara pengukuhan Prof Dr Siti Marwiyah, S.H., M.H sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya, Sabtu (16/9/2023). Rektor Unitomo ini adalah adik kandung Mahfud paling bungsu.
''Kami sekeluarga berkumpul di Surabaya. Selain istri, anak, dan cucu, hadir pula adik-adik dan ibu kami, Siti Khadijah dengan kursi rodanya di usia yang ke-94 tahun ini,'' tulis Mahfud di akun instagramnya.
''Alhamdulillah, kami menghadiri acara pengukuhan Prof Dr Siti Marwiyah, S.H., M.H sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya. Siti Marwiyah yang sehari-hari dipanggil Iyat adalah adik kandung saya, bungsu di keluarga kami,'' tulisnya.
Menurut Mahfud, dirinya diminta ikut memberi sambutan mewakili keluarga. Dia menyampaikan dua pesan kepada adiknya yang kebetulan adalah Rektor Unitomo, juga kepada civitas akademika dan para tamu yang hadir (potongan videonya saya sertakan di slide terakhir).
Pertama, adalah integritas moral. Mendapat gelar guru besar itu tidak sulit, asal kita mau. Di bidang ilmu hukum itu yang terpenting bukan ilmunya, karena ilmu sekarang mudah sekali diakses di internet. Yang sulit itu membangun integritas moral.
Sekarang di Indonesia banyak sekali sarjana hukum, tapi masalah hukum menjadi penyakit yang paling besar di Indonesia. Ujungnya hukum itu ada dua: selain memberikan kepastian bagi yang diatas (misalnya dunia usaha, investasi, dll), tapi juga memberikan perlindungan bagi yang di bawah (pihak yang lemah atau rakyat kebanyakan).
''Itu sebabnya, hukum harus ditegakkan. Bila hukum tegak dengan benar, separuh masalah bangsa akan selesai,'' ujarnya.
Pesan kedua, jabatan adalah amanah. Jangan memburu jabatan, jangan dikejar. Berkontestasi adalah sunnatullah, berkompetisi penting, tapi jangan kejar jabatan karena biasanya kalau berburu atau mengejar jabatan caranya bisa kotor, bisa menyuap, menteror, dsb.
Katanya, Allah tidak akan membantu dan besar kemungkinan anda akan gagal, tetapi manakala terima jabatan sebagai amanah, bukan karena meminta dan mengejar, maka akan didampingi Allah agar sukses dan selamat. (FJ)