VOXPolitic

IKA UIR Sampaikan Pernyataan Sikap, Demokrasi Indonesia Alami Kemunduran

Redaktur : Fendri Jaswir
Jum'at, 09 Februari 2024 16:35 WIB
Sekjen IKA UIR Dr. Koko Iskandar dan alumni lain yang mengambil pernyataan sikap tentang demokrasi Indonesia.

PEKANBARU (VOXindonews) - Penyampaian narasi terkait kondisi demokrasi dan pemilu yang mengalami kemunduran ini sedang gencar dilakukan. Salah satunya oleh Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Riau (IKA UIR) di Depan Gedung Rektorat UIR, Jum'at (9/2/2024).

Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris IKA UIR, Dr. H. Koko Iskandar, M.Si.  Sekretaris IKA Fisipol UIR, Hendi Selwa, S.Sos.,M.IP, IKA Fekon, Syahri Abdullah, SE.,MM dan IKA Hukum, Romi, SH.

Penyampaian narasi pernyataan sikap dibacakan langsung oleh Dr. H. Koko Iskandar, M.Si di antaranya :

1. Mengingatkan pejabat negara, aparat hukum, dan aktor politik untuk tetap berada pada koridor demokrasi serta mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial dalam berdemokrasi.

2. Kepada KPU, Bawaslu, DKPP sebagai penyelenggara pemilu untuk bekerja secara profesional, independen, transparan, adil, jujur, dan tidak berpihak.

3. Memastikan TNI/POLRI dan PNS, pejabat publik netral tidak ada memihak salah satu Paslon.

4. Menjaga demokrasi dengan cita cita reformasi agar dapat menciptakan kondisi politik yang aman dan terkendali.

5. Mengajak masyarakat Indonesia bersama sama mengawal Pemilihan Umum berjalan dengan jujur dan adil, apabila di jumpai adanya kecurangan, itimidasi segera laporkan kepada Badan Pengawas Pemilu.

Ditegaskan, Pemilu 2024 ini harus tetap pada koridornya, dimana demokrasi seharusnya melekat dari nilai-nilai kejujuran, integritas, penghargaan kepada yang lain, dan nilai kesantunan.

Namun, menurutnya, saat ini hal tersebut, terlihat terabaikan.

"Itu adalah nilai-nilai budaya demokrasi kita yang asli. Sekarang ini mulai menghilang satu per satu," kata Sekjen IKA UIR Koko Iskandar.

IKA Fekon Syahri Abdullah, SE.,MM juga mengatakan, salah satu demokrasi berjalan dengan baik adalah netral nya penyelenggara, baik KPU maupun Bawaslu dan DKPP.

Intinya ini sebuah moral, yang bagi kami ini bagian dari tanggung jawab para kaum intelektual salah satunya kami sebagai Alumni.

Dari IKA Hukum Romi, SH mengatakan, tanpa etika dan moral, mustahil demokrasi di indonesia dapat berjalan dengan baik, maka dari itu kami berharap pemimpin di indonesia itu mengedepankan Integritas didalam berdemokrasi.

''Karena mau bagaimanapun Integritas seoarang pemimpin sangat dibutuhkan tidak hanya dalam berdemokrasi namun dalam hal lain juga seperti penegakan hukum,'' ucapnya.

Sekretaris IKA Fisipol Hendi Selwa, S.Sos.,M.IP menambahkan, kami melakukan pernyataan sikap ini bukan untuk ikut-ikutan, apalagi sebuah pesanan dari oknum-oknum kekuasaan.

"Kami melakukan pernyataan sikap ini murni karena panggilan hati bukan karena di bayar, walaupun ini sudah mendekati pencoblosan kami menganggap lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," tutup Hendi. (FJ)