VOXOpini

Kebencian Adalah Sampah Penghambat Kebahagiaan

Oleh : Suardi, S. Sos, M.I.Kom, Dosen Komunikasi UIN Suska dan Ketua Komisi Humas MUI Riau
Sabtu, 31 Agustus 2024 15:01 WIB
Suardi, S. Sos, M. I.Kom, dosen komunikasi UIN Suska Pekanbaru.

BANYAK kita tak menyadari, bahwa kebahagiaan itu sepenuhnya urusan hati. Bukan pada materi. Apalagi hal-hal duniawi.

Oleh karena itu jika ingin bahagia, bersihkan hati kita pada kebencian. Kebencian pada apapun. Kebencian pada siapapun sebagai ciptaannya.

Karena tak ada juga yang kebetulan bagi Tuhan sang pencipta. Bahkan pada hal-hal yang menimbulkan kebencian di hati kita.

Sedangkan kebencian hanya laksana sampah. Jika tak dibuang akan mengendap dihati dan jiwa. Lama-lama akan membusuk menutupi sanubari kita. Menimbulkan kegelisahan dan keburukan, kesombongan, bahkan dendam dihati kita.

Dalam penelitian terkait “Study on Trust and Relationship Quality in Interpersonal Relations”, kebencian adalah salah satu emosi negatif yang paling merusak dalam kehidupan manusia. Perasaan ini bisa timbul akibat berbagai hal, mulai dari pengalaman buruk, ketidakadilan, hingga perbedaan pandangan.

Parahnya kebencian adalah emosi yang tidak hanya berdampak buruk pada individu yang merasakannya, tetapi juga pada hubungan sosial yang mereka miliki.

Seperti yang disebutkan dalam studi Psikologi Komunikasi  “impact of Hatred on Interpersonal Conflict and Violence”. Ada lima dampak kebencian terhadap hubungan sosial.

Pertama, menghancurkan kepercayaan. Kebencian sering kali muncul dari rasa sakit, pengkhianatan, atau kekecewaan. Ketika seseorang menyimpan kebencian terhadap orang lain, kepercayaan yang menjadi dasar hubungan tersebut akan terkikis.

Kedua, meningkatkan konflik dan ketegangan. Kebencian dapat menyebabkan peningkatan konflik dan ketegangan dalam hubungan sosial. Orang yang dipenuhi kebencian cenderung lebih mudah tersinggung dan cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi yang seharusnya dapat diselesaikan dengan kepala dingin.

Ketiga, menciptakan jarak emosional. Kebencian menciptakan dinding antara individu yang terlibat. Menyebabkan jarak emosional yang semakin melebar seiring waktu. Orang yang menyimpan kebencian cenderung menarik diri dari orang yang mereka benci.  Bahkan sekalipun hubungan itu penting bagi mereka.

Keempat, menghambat komunikasi efektif. Komunikasi adalah kunci dalam menyelesaikan masalah dan menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial. Namun, kebencian menghambat komunikasi yang efektif. Ketika seseorang dipenuhi kebencian, mereka cenderung berkomunikasi dengan nada yang tajam, defensif, atau bahkan dengan kebohongan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Terakhir kelima, merusak keseimbangan sosial.  Kebencian yang dipendam oleh satu individu dapat menyebar dan mempengaruhi keseimbangan sosial dalam kelompok atau komunitas. Perasaan kebencian sering kali menular, menciptakan friksi dan ketegangan di antara anggota kelompok lainnya.

Studi dalam bidang sosiologi menunjukkan bahwa emosi negatif, termasuk kebencian, dapat menyebar dalam jaringan sosial, yang mempengaruhi perilaku dan sikap anggota kelompok lainnya. Hal ini dapat mengarah pada polarisasi sosial dan disintegrasi komunitas.

Intinya kebencian adalah sampah yang mengotori hati dan menghalangi kebahagiaan sejati. Untuk hidup yang lebih damai dan bahagia, penting bagi kita untuk melepaskan kebencian dan menggantinya dengan cinta dan kedamaian. Dengan demikian, hati kita akan bersih dari sampah kebencian dan siap untuk menyambut kebahagiaan sejati.

Memang kita hanyalah manusia biasa. Dimana membuang sampah kebencian ini akan sangat susah. Tapi apa salahnya senantiasa mencoba. Demi ketenangan dan kebahagiaan jiwa kita. Karena disitulah tantangannya

Bismillah.. Pasti bisa..***

Kebencian penghambat kebahagiaan Suardi UIN Komunikasi VOXindonews Jual Beli Online Lazada Shopee