- 12/01/2025
PEKANBARU (VOXindonews) – Ratusan peserta terlihat antusias mengikuti Sharing Knowledge Sustainable Sekolah Swasta (Strategi Promosi, Komunikasi dan Prestasi) di Ballroom Perpustakaan Universitas Lancang Kuning, Jl Yos Sudarso, Rumbai, Pekanbaru, Rabu (8/1/2024) pagi.
Pembukaan kegiatan dilakukan Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdik Provinsi Riau Dr Arden Simeru SPd MKom mewakili Penjabat Gubernur Riau.
Sementara narasumber berbagi pengetahuan ini tiga orang. Mereka adalah Prof Dr Junaidi SS MHum PhD selaku Ketua Dewan Pendidikan Riau sekaligus Rektor Unilak, Christian Pramudana MEd (Managing Director Darma Yudha Pekanbaru) dan Muhammad Nasir MPd (Wakil Ketua MKKS SMA Swasta Se-Riau).
Juga hadir sejumlah anggota Dewan Pendidikan Riau seperti Khaidir Akmalmas, Aiden Yusti, Dr Masyhuri, Fithriady Syam sekaligus moderator.
Peserta terdiri dari para kepala sekolah SD, SMP, SMA, madrasah ataupun pemilik sekolah/yayasan. Juga terdapat para praktisi pendidikan, guru, dan Satgas Pantas.
Dalam pemaparannya, Prof Junaidi mengajak sekolah swasta tak terlalu bergantung pada uluran tangan pemerintah, terutama pemerintah daerah. Alasannya karena pemerintah lebih fokus pada sekolah negeri yang menjadi tanggung jawabnya. Termasuk juga karena anggaran dan sumberdaya yang terbatas.
Maka sarannya, sekolah swasta harus berani mandiri dalam berbagai aspek termasuk finansial. Salah satu caranya, lanjut Prof Junaidi, berani mem-branding sekolah sendiri. Melakukan berbagai upaya mempertahankan atau memperkuat citra institusi.
“Nah kalau mau mandiri ya kita harus nge-brand. Mem-branding sekolah kita. Tak usah malu-malu,” ujar Prof Junaidi.
“Ini sudah menjadi satu industri. Maka bangun ciri-ciri khas sekolah masing-masing,” lanjutnya.
Ia pun memaparkan beberapa elemen yang berkaitan dengan branding ataupun merek. Logo, warna, visi misi dan komunikasi. Semua elemen itu dapat dan tak tabu untuk dilakukan pembaharuan. “Sampaikan kelebihan kita pada Masyarakat,” pintanya.
Untuk itu, masih menurut Prof Junaidi, pihak sekolah bisa memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dalam bentuk media sosial. Sebab medsos memiliki kekuatan menjangkau dan mempengaruhi orang.
Selaku pimpinan Unilak, ia juga memanfaatkan kelebihan medsos. Ia pun sudah melakukan survei kepada calon mahasiswa darimana tahu tentang Unilak. Jawabannya kebanyakan dari medsos.
“Manfaatkan medsos. Tapi jangan nyambi. Harus ada orang yang memegang medsos tersebut,” tegas Prof.
Ia pun mengatakan, banyak orang bermain medsos termasuk para guru ataupun orang-orang yang bekerja di institusi pendidikan. Namun sebagian di antaranya lebih banyak memposting kegiatan pribadi.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar juga memanfaatkan medsos pribadi untuk kepentingan institusi tempat bekerja. Mengingat semakin ketatnya persaingan di industri pendidikan saat ini.
“Narsis untuk institusi kenapa tidak. Jangan untuk pribadi saja. Untuk institusi kita harus habis-habisan,” jelas Junaidi yang juga Ketua Forum Dewan Pendidikan Se-Indonesia ini.
Juga disarankan membuat konten yang menarik. Tapi dari perspektif orang lain ataupun calon peserta didik. Bukan dari perspektif pimpinan sekolah atau yayasan.
Sebagai rektor, ia juga mengambil beberapa kebijakan lain. Seperti membebaskan biaya kuliah untuk influencer, dan membuat program affiliate marketing bagi dosen atau lainnya.(FJ/Rls)
Sharing Knowledge SMA Swasta Dewan Pendidikan Riau VOXindonews Lazada Shopee