VOXNasional

500 Kepala Sekolah dan Peserta HPN 2025 Ikuti FGD 'Trik Menghadapi Wartawan Abal-abal'

Redaktur : Fendri Jaswir
Jum'at, 07 Februari 2025 19:50 WIB
500-an kepala sekolah dan peserta HPN 2025 serius mengikuti FGD tentang trik menghadapi wartawan abal-abal.

PEKANBARU (VOXindonews) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau menggelar Focus Grup Discussion (FGD) bersama Dewan Pendidikan dan Kepala Sekolah SMA se- Pekanbaru di Ballroom Nazir Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru, Jumat (7/2/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 tingkat Nasional dan HUT ke-79 PWI yang dipusatkan di Provinsi Riau, 6-9 Februari 2025.

Kegiatan ini menghadirkan sekitar 500-an kepala sekolah dan peserta HPN 2025, dengan pembicara Prof. Dr. Junaidi, Ketua Dewan Pendidikan Riau yang juga Rektor Universitas Lancang Kuning, Dr. Aat Supaat, Ketua Dewan Penguji UKW PWI Pusat, Kombes Pol. Asep Darmawan, SH. M. IK dan Dar Edi Yoga, Ketua Persatuan Pimred SMSI. Moderator adalah Ir. Ridar Hendri, MSi, PhD.

Dalam penyampaian materinya Prof. Junaidi mengatakan perlunya sikap ketenangan ketika menghadapi laporann yang dilakukan oleh wartawan salama hal ini wartawan 'abal-abal".

"Kepala Sekolah tidak usah takut apabila ada oknum wartawan yang melakukan intimidasi, bila bekerja sesuai aturan," ujarnya.

Mudahnya orang membuat portal media saat ini, kata Prof Junaidi, juga menjadi alasan kenapa banyaknya jumlah wartawan. "Padahal pada masa dulu disetujui seseorang menjadi wartawan itu adalah sangat selektif, ada uji kompetensinya," sebutnya.

Menyikapi hal tersebut, Prof Junaidi mengajak para Kepala Sekolah untuk bekerja sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku agar tidak menjadi celah bagi wartawan abal-abal untuk mengulitinya.

"Mari kita kelola sekolah itu sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada, misalnya pengelolaan anggaran yang lebih dikenal dengan dana BOS. kalau ada penyimpangan nanti akan selalu ada celah bagi para wartawan abal-abal untuk masuk," katanya.

Dr. Aat Supaat, Dewan Penguji Wartawan PWI Pusat, dalam materinya juga memaparkan diskusi pada hari ini adalah sebagai panduan bagi para Kepala sekolah untuk membedah sosok wartawan yang benar atau tidak.

"Supaya berintegritas dan profesional, di PWI ada uji kompetensi wartawan, yang terdiri dari muda, madya dan utama," ujarnya.

Terkait permasalahan banyaknya keluhan Kepala sekolah terkait adanya wartawan seperti ini dirinya memberikan beberapa tips untuk dilakukan.

"Kalau ada acara event tertentu hendaknya para wartawan diikut sertakan dalam kepanitiaan, tanpa melihat dimana organisasi mereka. Selain itu juga langgani media mereka kalau perlu dengan harga yang miring, oleh karena itu mereka akan terseleksi dengan sendirinya,'' katanya.

Jika ada media yang menyudutkan, Aat menyarankan agar kelola sekolah tetap tenang dan mengabaikan saja. "Upaya ini tidak mudah, namun semuanya harus dimulai dengan baik. Tetap hadapi wartawan dengan santun,'' paparnya.

Kombes Pol Asep Darmawan, SH. M. IK dalam materinya  menyampaikan agar secara simple, boleh dikatakan yang dilindungi adalah orang yang melakukan penyimpangan atau tidak.

"Memang fenomena yang terjadi di wilayah Riau, adanya pemberitaan kepala sekolah yang diperas dimasukkan kedalam berita,'' katanya.

Namun jika masih terdapat wartawan yang nakal Asep mengatakan salah satu caranya adalah dengan diajak bertemu dan diberi hak jawab. "Jika ada aduan maka dapat diproses dan ditangkap," imbuhnya.

Sebenarnya, kata Asep, keterbukaan informasi terhadap anggaran harus benar, karena jika dilakukan dengan benar maka akan menjadi kekuatan tersendiri.

"Oleh karena itu diperlukan mitigasi untuk meningkatkan komunikasi intensif. Selain itu diperlukan adanya saluran atau wadah untuk menampung pengaduan dari Kepala sekolah, saluran ini terdiri dari kepala sekolah, forum kepala sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan dan pihak kepolisian.''

Sementara itu,  Dar Edi Yoga selaku Ketua Forum Pimred SMSI dalam pemaparannya mengatakan para Kepala Sekolah harus berani dalam menghadapi oknum yang mengaku sebagai wartawan. "Harus ditanyakan segala identitas dan perusahaan media."

"Selain itu juga harus dicek ada atau tidak medianya, ada surat tugasnya atau tidak,  ada tidaknya media yang bersangkutan bisa dilakukan cara mengecek di penelusuran Google."

Dar Edi Yoga mengajak para Kepala Sekolah agar tidak mudah memberikan imbalan atau bayaran kepada setiap wartawan yang dapat ke sekolah mereka.

"Pada dasarnya tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa wartawan harus diberi imbalan ketika mereka berada di Lapangan,'' sebutnya. (FJ/Rls)

FDG PWI Riau dan Dewan Pendidikan Trik menghadiri wartawan abal-abal HPN 2025 Riau PWI VOXindonews Lazada Shopee