VOXNasional

Menikmati Sensasi Kopi Luwak Bali

Redaktur : Fendri Jaswir
Rabu, 08 Desember 2021 23:45 WIB
Rombongan PWI Provinsi Riau menikmati sensasi kopi luwak. Inzet : mesin pembuat kopi luwak

DENPASAR (VOXindonews) - Kopi luwak sudah sangat terkenal di mana-mana. Rasanya nikmat dan punya sensasi sendiri dibandingkan kopi biasa. Maklum, biji kopi ini berasal dari kopi matang yang dimakan luwak (musang), lalu dikeluarkan melalui duburnya.

Sensasi itu pula yang dibuat Oka Agriculture Bali, yang beralamat di Banjar Temen, Sudut, Bangli, Bali. Rombongan studi jurnalistik PWI Provinsi Riau yang berjumlah 56 orang merasakan sensasi itu ketika berkunjung, Rabu 8/12).

Setelah rombongan turun dari kendaraan, sudah disambut dengan kehangatan sapaan khas masyarakat Bali. Lalu diperkenalkan dengan jenis-jenis biji kopi.

Di jalan setelah pintu masuk, terlihat seekor musang kecil dalam kerangkeng. Bukan musang ini yang menghasilkan kopi luwak. Tapi ini hanya untuk menggambarkan dan meyakinkan pengunjung bahwa kopi luwak itu betul-betul asli dari luwak.

Selanjutnya kita dibawa melihat kebun. Di dalam area kebun terlihat beberapa ibu sedang memanggang atau menggoreng kopi dengan cara tradisional dan di lain sudut terlihat pula kandang-kandang luwak.

Di sudut kebun tampak berjajar rapi bangku-bangku yang siap menyambut para pengunjung. Setelah duduk, bli  (lelaki Bali) yang mengantar kami segera menyajikan satu nampan yang berisi cangkir-cangkir yang telah diisi berbagai varian kopi yang disediakan.

Ada 14 nomor cangkir kecil berisi varian kopi. Semua berasal dari kopi Bali. Ada juga kopi Arabica dan Robusta. Bagi yang tak bisa ngopi  ada varian coklat, teh dan jahe. Tapi yang paling bikin  sensasi ya kopi luwak.

Wanita pelayan membawa mesin kecil  penghancur dan penyaring kopi. Biji kopi diletakkan di bagian atas. Di bawah dimasukkan air. Lalu, dihidupkan api spiritus dari bawah untuk memanaskan air.

Selanjutnya secara perlahan kopi yang terendam air menjadi hancur. Setelah api padam, air perendam kopi turun perlahan ke bawah. Sisa serbuknya tinggal di atas. Nah, air perasan kopi inilah yang dituangkan ke gelas, dan siap diminum.

''Rasanya betul-betul nikmat. Tidak seperti kopi biasa. Pokoknya agak lain. Ada asam-asamnya  dikit, '' kata Kazzaini setelah meminum sajian kopi luwak tersebut.

Selain menikmati sensasi kopi luwak dan berbagai jenis kopi lainnya, pengunjung juga dapat membeli bubuk kopi. Harganya agak mahal sedikit dibandingkan di luar Bali. Untuk kopi Bali 200 gram seharga Rp 150.000. Sedangkan kopi luwak Rp 300.000,-.

Walaupun mahal, namun dengan pelayanan yang ramah, suasana kebun dan lingkungan yang asri, seta sensasi kopi luwak, pengunjung dapat terpuaskan. Tak lengkap rasanya, bila ke Bali, tidak mampir ke kopi luwak. (FJ)