VOXArtCulture

Pertelagahan LAMR, Datuk Tengku Zulmizan : Saya Malu, Kembalilah ke Pangkalan Bijak

Redaktur : Fendri Jaswir
Senin, 18 April 2022 13:28 WIB
Datuk Tengku Zulmizan F. Assagaff, Ketua DPH LAMR Kabupaten Pelalawan

PEKANBARU (VOXindonews) - Pertelagahan yang terjadi di Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) membuat mereka yang berkepentingan untuk berkomentar dan mencarikan jalan keluar. Tak terkecuali Datuk Tengku Zulmizan Farinja Assagaff, Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR Kabupaten Pelalawan.

''Sebenarnya malas nak komen. Malu. Tapi ya karena sudah masuk ranah publik, gimana lagi,'' katanya menjawab VOXindonews, Senin (18/4/2022). Datuk Zulmizan yakin permasalahan kepemimpinan di LAMR itu bisa diselesaikan secara baik.

''Tak ada kusut yang tak bisa diurai, tak ada keruh yang tak bisa dijernihkan. Asal semua memiliki keinsyafan dan kebijaksanaan. Sesat di ujung jalan, mari segera berbalik ke pangkalan bijak. Semoga Allah SWT memberi jalan penyelesaian yang terbaik bagi semua,''  ujarnya.

Seperti diketahui, hasil Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) Lembaga Adat Melayu (LAMR) mengamanahkan Datuk Taufik Ikram Jamil sebagai Ketua DPH (Dewan Pimpinan Harian) LAMR dan Datuk Seri Marjohan Yusuf sebagai Ketum MKA (Majelis Kerapatan Adat) LAMR untuk periode 2022-2027.

Menurut pimpinan sidang, Datuk Tarlaili, Mubeslub dua hari, 16-17 April 2022 di Hotel Alpa, Pekanbaru, itu sah karena diikuti delapan dari 12 pengurus LAMR kabupaten/kota. Mubeslub ini sempat ricuh di luar hotel karena sejumlah orang protes.

Tapi pimpinan LAMR, Datuk Khairul Zainal dan Datuk Asral Rachman, Timbalan Ketua LAM Riau menilai Mubeslub itu ilegal karena melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) LAMR.

Sebab, katanya,  peserta Mubeslub tidak memenuhi syarat atau tidak korum. Walaupun diklaim delapan LAMR kabupaten/kota, tapi yang datang hanya 4 kabupaten saja, seperti Bengkalis dan Indragiri Hulu tidak hadir. ‘’Ketua DPH-nya juga tidak hadir,'' katanya.

Mubeslub juga tidak memenuhi syarat karena ketuanya tidak meninggal dunia, mengundurkan diri, berhalangan panjang atau sakit, melanggar AD/ART organisasi atau terhukum secara inkrah oleh hukum yang berlaku di negara ini.

Bahkan, Ketua DPH LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar menuding Mubeslub itu kental dengan campur tangan  Gubernur Riau Syamsuar. Alasannya, Mubeslub  dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Riau, Jenri Salmon Ginting yang merupakan pejabat di Pemprov Riau.

Artinya, kehadiran Salmon Ginting di sana pastilah atas restu Gubernur Riau Syamsuar. "Kita sayangkan tindakan gubernur seperti ini, seharusnya beliau jadi payung panji di antara kita semua. Ini ada apa pak gubernur melakukan hal seperti ini. Jangan menciderai lembaga adat jadi bertikai," kata Syahril. 

Datuk Seri Syahril menyebutkan tak seharusnya Gubernur Riau bertindak seperti. "Ini kan soal rumah adat, beliau kan di rumah pemerintahan, kenapa bisa mencampuri ini, kita pun tak tahu," tambahnya.

Tapi tudingan itu dibantah Datuk Yoserizal Zen, Kepala Dinas Kebudayaan Riau yang juga pengurus MKA LAMR. Dia mengakui Jum'at (15/4) malam, Gubernur Riau didatangi sejumlah pengurus LAMR dan Pengurus LAM dari 8 Kabupaten/Kota serta sejumlah tokoh masyarakat Melayu.

Kepada Datuk Seri Setia Amanah Syamsuar, pengurus LAMR termasuk kabupaten/kota secara bergantian menyampaikan uneg-uneg, kekesalan sekaligus kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Ketua DPH LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar.

Mereka meminta respon dan arahan Gubernur selaku Datuk Seri Setia Amanah, yang ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah. Diperkuat pula masukan dari Dewan Kehormatan LAM Riau, serta masukan perwakilan kesultanan yang juga hadir. 

Menanggapi hal itu, Gubernur Riau Syamsuar sebagai Payung Negeri Melayu, turut prihatin atas dinamika yang terjadi. Namun Gubernur Riau menegaskan bahwa meski dirinya adalah Datuk Seri Setia Amanah Masyarakat Adat Melayu Riau, tapi kewenangan sepenuhnya berada di tangan pengurus LAM kabupaten/kota.

"Jadi, kalau pengurus LAM kabupaten/kota mau LAM Riau baik, maka buatlah hal yang terbaik. Begitu pun sebaliknya. Saya serahkan masalah ini pada LAMR," jelas Yoserizal mengutip arahan Gubernur Syamsuar. 

Selain itu, tambahnya, gubernur meminta agar seluruh pengurus satu suara untuk membawa LAMR ke arah yang lebih baik. "Dan, andaipun Gubri Syamsuar ikut memberi masukan terhadap pelaksanaan Mubeslub LAMR yang berlangsung di Hotel Alpha, Pekanbaru, hal itu sebagai sesuatu yang wajar saja. Karena beliau adalah Datuk Seri Setia Amanah sekaligus sebagai Pembina/Penasehat LAMR," terang Yoserizal.

Kini, semua telah terlanjur bertikai. ''Benda yang seharusnya hanya pecah di perut, kini telah pecah di mulut, bukannya hanya sekedar pecah tapi sudah berserak .... bersepai!,''  kata Datuk Tengku Zulmizan.

Datuk Tengku Zulmizan menghimbau  :
''Yang dianggap arif kembalilah bijaksana!
Yang dianggap orang-orang patut kembalilah bertakah!
Yang menjadi tempat bertanya, berhentilah menjadi pembuat kerenah!
Yang seharusnya jadi penyelesai masalah, mengapa justru jadi pembuat masalah?!
Kami perlu suri tauladan, jangan ajarkan kami kerja tak semenggah yang akan jadi pangkal bala petaka!,''

Datuk Tengku Zulmizan mengungkapkan, ''Masihkah rasa malu jadi pelapis dada? Masihkah patut berteriak "Ini demi marwah Melayu"? Marwah Melayu yang mana? Banyak orang malah berkata sebaliknya: "Tongkat telah membawa rebah!" Astaghfirullahal adziem! Allahu Akbar!! Mood,'' tulisnya di akun media sosialnya.

Tak lupa tokoh muda Riau itu mengingatkan Tunjuk Ajar Melayu yang ditulis Datuk Seri Tennas Effendi berikut ini :
''Apabila pendapat terus bersilang,
Yang satu lurus yang lain melintang,
Hidup bersama dirundung malang,
Persaudaraan pecah persahabatan hilang,
Sama sekampung goyang menggoyang,
Harga diri jatuh tuah melayang,
Akhirnya semua mabuk kepayang,
Marwah berpindah ke tangan orang,
Kapal pecah hiyu yang kenyang.'' (FJ)