- 04/12/2024
TEMBILAHAN (VOXindonews) - Penyanyi slow rock Sultan Tanjung, akan menggoyang masyarakat Indragiri Hilir (Inhil) pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 Tingkat Provinsi Riau yang dipusatkan di Lapangan Gajah Mada, Tembilahan, Inhil, Sabtu (27/5/2023) malam ini.
Acara puncak HPN 2023 dan HUT ke-77 PWI itu dihadiri Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari, Bupati HM Wardan, Forkopimda Inhil dan tamu undangan.
Panitia juga mengundang Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Pol M. Iqbal, sejumlah bupati dan walikota, serta mitra kerja PWI Riau. Mereka sebagian akan mendapatkan award dari PWI Riau.
Bagi masyarakat Inhil, nama artis Sultan sudah tak asing lagi. Lagu-lagunya yang bernuansa Melayu selalu diindentikkan dengan penyanyi Malaysia. Padahal, menurut Sultan, dirinya asli Pariaman, Sumbar, dengan nama asli Yabujani Sultan Tanjung.
Meski demikian, sebutan ‘Penyanyi Malaysia’ malah lebih kuat melekat di mata masyarakat Indonesia. Kenapa bisa terjadi?
“Saat itu, pasar musik lebih mengarah ke genre Melayu. Nah, kebetulan album perdana saya ‘Tarpaksa Aku Lakukan’ dirilis pada tahun 1999 saat musik Malaysia menjadi raja di Indonesia,” ujarnya kepada klikpositif dalam acara grand opening Puri Walk di Komplek Kodim Jalan Sudirman Bukittinggi, Minggu 23 April 2017.
Karena alasan itu ia jadi maklum jika imej masyarakat menyebutnya sebagai ‘Penyanyi Malaysia’.
“Saya orang Indonesia asli. Saya orang Pariaman, bukan penyanyi Malaysia,” ujar pria bernama asli Yabujani Sultan Tanjung.
Meski dalam berbagai kesempatan Ia telah menyebut jika Sultan orang Indonesia, namun imej ‘Penyanyi Malaysia’ tetap tak memudar.
“Ya sudahlah, itukan penilaian masyarakat. Saya juga gak bisa melarangnya. Yang jelas, dalam setiap lagu saya tidak pernah berbahasa Malaysia, semuanya berbahasa Indonesia. Kalau berbicara Melayu, kita lebih Melayu dari Malaysia. Saya cinta Indonesia dan tidak akan pernah bergaya ke-Malaysia Malaysia-an,” tegas Sultan.
Sultan sendiri telah mengeluarkan banyak album di bawah label Musica Studio’s, di antaranya Terpaksa Aku Lakukan (1999), Cinta Dimana Kini (2000),.
Selanjutnya, album Mengapa Hatimu Berduri (2003), Bunga Menangis (2004), Album Best of The Best Sultan (2006), Album Islam Sultan (2008), Album Pop Minang ‘Mudiak Arau’ (2008), Mencari Alasan (2009) dan Mini Album ‘Cinta, Cincin di Tangan (2011). (FJ/dari berbagai sumber)