SURAKARTA (VOXindonews) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan program edukasi bertajuk "Awas Candu Game Online" di Pendopo RW 13, Kelurahan Kerten, Kota Surakarta, Minggu (28/7/2024).

Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran anak-anak mengenai dampak negatif kecanduan game online terhadap kehidupan sehari-hari mereka.

Pelaksana kegiatan, Michael Geren Victorio Tadiulu, menyampaikan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya yang ditimbulkan oleh kecanduan game online, serta cara mengatasinya.

Edukasi ini menggunakan metode interaktif dengan bantuan materi audio visual yang menarik perhatian anak-anak.

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari pemateri, Michael Geren Victorio Tadiulu, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Michael Geren bersama anak-anak yang diedukasi. 

Dalam sambutannya, Michael Geren menekankan pentingnya memahami dampak negatif game online dan mengajak anak-anak untuk bijak dalam menggunakan teknologi.

Sesi pertama diawali dengan menonton video animasi singkat mengenai bahaya kecanduan game online. Video ini dirancang untuk menarik perhatian anak-anak sekaligus memberikan pemahaman visual tentang dampak negatif yang bisa timbul akibat kecanduan game online. Anak-anak tampak antusias dan terlibat aktif selama pemutaran video.

Pada sesi kedua, fokus diberikan pada pemaparan materi mengenai apa itu game online, manfaat yang dapat diperoleh, serta bahaya yang mengintai jika penggunaan game online tidak terkendali.

Michael Geren menjelaskan dampak kecanduan game online terhadap kehidupan sehari-hari, seperti penurunan prestasi belajar, gangguan kesehatan, dan masalah sosial. Anak-anak juga diajarkan tentang pentingnya manajemen waktu dan cara menghindari kecanduan game online.

“Edukasi mengenai bahaya kecanduan game online sangat penting, terutama di era digital saat ini dimana akses terhadap game online sangat mudah. Anak-anak perlu diajarkan untuk mengelola waktu mereka dengan baik dan mengenali tanda-tanda kecanduan,” ujar Michael Geren.

Untuk memperkuat pemahaman, anak-anak diajak untuk berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan diskusi. Mereka juga diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman pribadi terkait penggunaan game online. Melalui diskusi ini, anak-anak dapat saling belajar dan mendapatkan solusi dari teman-teman mereka.

Sebagai output dari kegiatan ini, dibuat sebuah poster infografis yang berisi informasi mengenai game online, manfaat, bahaya, serta cara mengatasi kecanduan game online. Poster ini kemudian dipasang di perpustakaan Taman Cerdas Kelurahan Kerten sebagai bahan edukasi berkelanjutan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar.

Michael Geren bersama anak-anak yang dilatih. 

Kegiatan ini diakhiri dengan refleksi bersama, dimana anak-anak menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tim KKN memberikan feedback dan motivasi agar anak-anak terus mengembangkan kebiasaan positif dalam penggunaan teknologi.

“Saya diajarkan tentang apa itu game online, manfaat dan bahayanya, serta cara mengatasi kecanduan game online. Saya juga belajar untuk lebih bijak dalam menggunakan waktu agar tidak terlalu banyak bermain game,” ucap Ilham, salah satu peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Menurut Michael Geren, program "Awas Candu Game Online" ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak di Kelurahan Kerten. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka diharapkan dapat menjadi individu yang bijak dalam menggunakan teknologi dan menghindari dampak negatif dari kecanduan game online.

Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menginspirasi lingkungan sekitar untuk mengadakan kegiatan serupa dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak-anak di era digital.

"Dukungan dari pihak kelurahan, orangtua, dan masyarakat sangat penting untuk kesuksesan program ini, sehingga dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi generasi muda di Kelurahan Kerten," tambahnya. (FJ)