- 17/05/2025
AIRMOLEK (VOXindonews) - Dalam perjalanan dari Kerinci ke Peranap bertemulah dengan Afriyanto (45), salah seorang sopir truk batu bara, yang mengangkut batu bara dari pedalaman Kecamatan Peranap, Inhu, tujuan pelabuhan Bayas, Inhil, kadang Pelabuhan Dagang di perbatasan Provinsi Jambi.
Afriyanto yang telah menghabiskan masa cutinya hampir sepekan di Kerinci, Senin (12/5/2025) kembali ke pool untuk mengambil mobil truk batu bara yang baru empat bulan dipakai. Perusahaan tempat dia bekerja membeli 100 unit mobil baru yang nilainya diatas satu miliar.
Menurutnya, truk baru ini bisa mengangkut batu bara sampai 40 ton. Minimal diangkut 35 ton agar sopir mendapat bonus tambahan.
Bapak dua anak sudah menjadi sopir sejak duduk dibangku SMP. Karena itu dia sudah berpengalaman dalam membawa truk dan kendaraan besar lainnya.
Pengalaman kerja di PT Chevron di Duri banyak membantu pengalaman kerjanya. Dengan disiplin dan keselamatan kerja yang begitu ketat memudahkan dia mencari pekerjaan di perusahaan tambang.
Selama kerja angkut batu bara dari tambang di Peranap menuju Inhil dan Jambi banyak suka dukanya. Dia yang tidak mengerti dengan banyaknya protes dan demo di jalan akibat jalan yang rusak. Dengan perjanjian kontrak sebagai sopir hanya mengangkut batu bara sampai tujuan.
Dari apa yang dia pahami pihak perusahaan telah membayar pajak, perbaikan jalan dan bantuan sosial lainnya. Kalau ada jalan rusak pihak perusahaan yang ada sudah sepakat untuk memperbaiki agar kendaraan lancar.
Bahkan sampai disiapkan mobil untuk menyiram jalan kalau musim panas. Tapi masyarakat masih juga menyalahkan truk batu bara.
"Kami juga tidak ingin jalan rusak. Karena masyarakat akan susah untuk melintasi jalan provinsi dengan tujuan Kuansing dan Sumatera Barat. Tapi kenyataannya banyak jalan rusak," jelas Afriyanto yang bekerja full setiap hari, liburnya hanya cuti.
Ketika mengangkut batu bara dari lokasi penambangan sampai tujuan waktu yang dibutuhkan sekitar dua hari. Dia digaji per trip sejumlah Rp 3.3 juta. Habis untuk bahan bakar sekitar Rp 1.7 juta. Sisanya untuk makan dan biaya hidup anak dan istri.
Kalau kerja benar uang jalan yang diberikan sudah sangat cukup. Satu pekan sudah bisa kirim sekitar Rp 4 juta sama istri.
Dia mengakui memang banyak sopir yang kurang disiplin. Sehingga gaji per trip yang didapatkan habis percuma. Seharusnya bisa mengirim kepada istri dan anak.
Afriyanto dan sopir lain mengharapkan kerja lancar. Tapi kalau kerja terus dihalangi dengan demo tentu kami juga terlantar. Kadang sampai setengah hari di demo. Mobil tidak boleh jalan tentu merugikan para sopir.
Dengan kebijakan baru Gubernur Riau yang mengharapkan perbaikan jalan kerjasama pihak PU dan perusahaan batu bara. Jadi perbaikan jalan ditanggung berdua.
Tapi, kenyataannya pihak perusahaan dan dinas PU masih belum maksimal memperbaiki jalan provinsi ini.
Apriyanto dan para sopir hanya menjalankan pekerjaan. Apakah pihak perusahaan batu bara membuat jalan sendiri atau masih seperti ini.(YHN)
Suka duka sopir truk batu bara jalan Inhu rusak parah Peranap Inhil Jambi VOXindonews Lazada Shopee