- 13/09/2025
PEKANBARU (VOXindonews) - Jefrizal atau nama penanya Jefri al-Malay terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Riau (DKR) Masa Khimad 2025-2030 dalam Musyawarah Seni Daerah (Musenda) Riau yang diselenggarakan di Aula M. Yazid Bin Tomel, Dinas Kebudayaan Riau, Pekanbaru, Jum'at (5/9/2025).
Jefri menang dalam pemungutan suara dengan memperoleh 8 suara, mengalahkan saingan utamanya Iskandar Zulkarnain alias Alex yang memperoleh 5 suara. Sementara kandidat lain, Kunni Masrohanti tidak mendapatkan suara.
Pada proses penjaringan bakal calon menghasilkan tujuh nama, Iskandar Zulkarnain (5 dukungan), Kunni Masrohanti (5), Amir Syahrudin (1), Jefrizal (8), Edy Ahmad RM (2), Agus S Alam (1), dan Marhalim Zaini (1). Sesuai aturan, hanya calon yang memperoleh minimal empat dukungan yang bisa maju sebagai kandidat.
Musenda ini dihadiri pengurus Dewan Kesenian kabupaten/kota se-Riau, sejumlah tokoh dan pelaku seni Riau. Musenda dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Riau, Ninno Wastikasari.
Ketua Panitia Musenda, Hendra Burhan, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini telah dipersiapkan sejak awal tahun. "Panitia sudah dibentuk dan disahkan sejak Januari lalu. Semula Musenda direncanakan digelar pada 5 Juli, namun ditunda karena persoalan biaya," ujarnya.
Dalam sambutannya pada pembukaan, Sekretaris Dinas Kebudayaan Riau, Ninno Wastikasari menyampaikan harapan agar Musenda tahun ini dapat menjulang lebih tinggi dan melampaui batas harapan para seniman.
Dalam penyampaian visi dan misinya, Jefrizal menekankan pentingnya menjadikan kesenian sebagai garda terdepan dalam membangun bangsa, dengan kekuatan yang tumbuh dari ceruk-ceruk kampung. Ia melihat DKR sebagai rumah bagi gagasan-gagasan besar seniman.
Iskandar Zulkarnain menawarkan sinergi antara program-program DKR dengan kebijakan pemerintah, sedangkan Kunni Masrohanti bertekad menjadikan DKR sebagai rumah seniman yang nyaman dan inklusif.
Ketua DKR periode sebelumnya, Taufik Hidayat, telah menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepemimpinannya selama 2020-2025, yang kemudian diterima oleh para peserta Musenda.
Dalam kesempatan itu, Taufik menegaskan tidak mencalonkan diri kembali meskipun memiliki peluang. "Meskipun saya berpeluang untuk maju, tapi saya tidak berkenan untuk maju sebagai calon DKR," ujarnya.
Musda ini menjadi momentum penting dalam merumuskan arah dan masa depan kesenian di Riau lima tahun ke depan.
Sosok Jefri al-Malay
Ketua terpilih, Jefrizal, AMD. Sn, dengan nama pena Jefri al-Malay, lahir di Desa Sejangat, Kelurahan Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, pada 16 Oktober 1979. Ia menamatkan pendidikan di Akademi Kesenian Melayu Riau, jurusan Teater.
Selain menulis, Jefrizal aktif di dunia teater sebagai penulis naskah, pemain, dan beberapa kali menjadi sutradara. Ia juga pernah bergabung sebagai vokalis grup band Sagu hingga album kedua. Pernah bekerja sebagai reporter di Riau Pos.
Karya-karyanya berupa puisi dan cerpen banyak dimuat di surat kabar Riau Pos, Riau Mandiri, serta majalah budaya Sagang dan Sejori (Batam). Tulisan-tulisannya juga hadir dalam sejumlah buku antologi, di antaranya: Tafsir Luka (2005), Jalan Pulang (2006), Komposisi Sunyi (2007), Tamsil Syair Api (2007), Laut Berkabar (2007), Suara dari Kesunyian (2008), dan lain-lain. Buku kumpulan puisinya yang pertama, Ke Mana Nak Melenggang, terbit pada 2013.
Prestasinya cukup banyak. Puisi “Kabar” meraih juara 3 Sayembara Laman Cipta Sastra DKR 2004. Puisi “Hentian Ini” dan “Diulit Sungut, Dibelit Rungut, Ada yang Dikucah, Apakah Sejarah” meraih juara harapan (2006). Puisi “Episode Renta” mendapat juara 2 (2009), naskah drama “Pekung” juara 3 (2009), sementara puisi “Sumpah Tanah” meraih juara 1 lomba puisi Bahana Unri (2008). Karyanya “Tengkah Kaki di Tanah Kami, Tak kan Dikebumi” memenangkan sayembara puisi DKR 2014.
Selain menulis, ia juga dikenal sebagai pembaca puisi. Ia pernah meraih juara 2 lomba baca puisi UIR (2002), juara 2 lomba baca puisi Balai Bahasa Riau (2003), juara harapan lomba baca puisi UIN (2006), juara 1 lomba baca puisi se-Riau DKR (2007), hingga dinobatkan sebagai Johan Penyair Panggung se-Asia Tenggara dalam helat Tarung Penyair Panggung di Tanjung Pinang (2011).
Jefri juga aktif mengikuti berbagai forum seni, baik tingkat lokal, nasional, maupun regional. Di antaranya menghadiri Pertemuan Seniman dan Budayawan Serumpun di Melaka (2004), pertemuan sastrawan se-Sumatera di Batam (2007-2008), hingga tampil di berbagai panggung seni di Riau, Bengkulu, hingga Singapura. (FJ)
Musenda DKR Dewan Kesenian Riau Jefri al-Malay Dinas Kebudayaan Riau VOXindonews Lazada Shopee