VOXInhu

Harga Sawit Turun Lagi di Inhu, Petani Minta Pemerintah Provinsi Turun Tangan

Redaktur : Fendri Jaswir
Sabtu, 25 Juni 2022 06:46 WIB
Sawit yang menumpuk menunggu harga naik

AIRMOLEK (VOXindonews) - Harga sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, akhir bulan Juni 2022 ini turun lagi sampai dibawah Rp 1.000 per kilogram. Membuat petani sawit semakin kesulitan dan menderita karena harga yang tidak mengikuti aturan dibuat pemerintah.

Dari pantauan VOXindonews di lapangan di desa Bongkal Malang, Kecamatan Kelayang, Inhu, Riau , harga di Veron beragam. Harga, Rabu (22/6) ada yang Rp980 , ada juga Rp1.250 per kilogram. Tapi ini petani juga dipotong lagi sekitar 4 sampai 4.5 persen per kilogram.

''Menderita kami pak. Belum lagi bayar upah panen, beli pupuk dan harga bahan pokok yang naik terus," ujar Harahap yang kebun cukup Luas di Kecamatan Lalak.

Arifin, petani sawit, juga merasa heran harga terus turun. Kemarin mau lebaran juga turun. Kemudian naik lagi. Sekarang turun lagi. Informasi dari pabrik tidak jelas. Alasannya tidak bisa menampung buah karena pabrik sudah penuh.

Bahkan pedagang pengumpul banyak yang tutup tidak sanggup beli buah masyarakat yang terus datang. Karena harga tidak menentu. "Kita beli mahal, nanti pas kita jual harga turun. Bahkan hitungan jam harga dari pabrik terus turun," kata Dicky penjaga Veron di Bongkal Malang.

Dicky menambahkan harga yang tidak menentu membuat masyarakat juga kesulitan. Bukan kami pihak Veron yang menentukan harga turun naik. Tapi tergantung dari pihak pabrik yang menerima buah dari pedagang.

Lauhuddin, ketua Koperasi Lubuk Indah , Lubuk Batu Jaya menjelaskan memang harga sawit terus turun . Bagi koperasi memang tidak begitu besar turunnya karena sudah ada kerja sama dengan perusahaan yang menampung buah sawit dari koperasi.

Meski begitu juga merugikan koperasi karena harga kalau terus turun anggota tentu kena imbasnya.

Lauhuddin juga heran mengapa harga terus seperti ini. Dulu habis lebaran harga mulai normal. Kenyataan harga makin parah turunnya.

Seharusnya pihak pemerintah di provinsi juga memantau harga sawit rakyat. Apalagi, katanya, ini tahun ajaran baru. Masyarakat butuh dana untuk biaya anak sekolah. Apalagi masuk perguruan tinggi. (YHN)