- 26/12/2024
AKHIRNYA FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Putusan menyakitkan itu diambil setelah pertemuan Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Rabu (28/3/2023) di Doha, Qatar.
Siaran pers resmi FIFA menyatakan tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya.
FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Joko Widodo, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi yang terjadi pada Oktober 2022.
Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketua PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat.
Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menerima keputusan FIFA yang telah mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Menurut Erick, dia sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kata Erick, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang sama-sama dinantikan itu.
Keputusan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia yang beranggotakan 211, dari berbagai dunia, kata Erick, tak bisa ditolak lagi. Indonesia, kata dia, sebagai salah satu anggota FIFA, harus mengikuti aturan, kewenangan dan keputusan yang diberikan.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir sengaja bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3). Pertemuan itu dilakukan guna membicarakan soal permasalahan yang dihadapi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Piala Dunia U-20 2023 dijadwalkan digelar di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang. Namun jelang penyelenggaraan tersebut terjadi polemik soal keikutsertaan timnas Israel U-20.
Beberapa pihak menolak Israel bermain di Indonesia, karena tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Indonesia. Sementara banyak juga pihak yang tidak mempermasalahkan Israel main di Indonesia, karena ini merupakan kegiatan olahraga yang menjadi hajatan FIFA.
Presiden RI Joko Widodo akhirnya angkat bicara tentang polemik tersebut. Jokowi menegaskan Indonesia secara prinsip tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun untuk urusan olahraga yaitu Piala Dunia U-20 yang menjadi hajatan FIFA, Indonesia harus patuh terhadap aturan organisasi sepak bola dunia.
Sebelumnya penolakan besar-besaran terhadap kedatangan timnas Israel U-20 ke Indonesia datang dari sejumlah pihak. Tidak saja organisasi keagamaan atau umum, melainkan dari pemerintah.
Setidaknya ada 11 ormas dan tokoh yang menolak kehadiran tim Israel di ajang Piala Dunia U-20 2023. Yakni, PDIP, Partai Keadilan Sosial (PKS), Gerakan Boycott, Divestment, and Sanction (BDS) Indonesia, MER-C, Aqsa Working Group, Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Aliansi Solo Raya.
Selanjutnya, KNPI Haris Pratama, Massa FPI, Alumni 212 dan GNPF, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Belakangan juga PPP dan kelompok Ormas lainnya.
Gubernur Bali I Wayan Koster adalah salah satu yang menentang keras kedatangan Israel ke Bali jelang drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, Jumat (31/3). Penolakan Wayan Koster itu dianggap sebagai kegagalan Indonesia memberikan jaminan keamanan bagi negara peserta.
FIFA akhirnya memutuskan membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, akhir pekan lalu. Pembatalan itu memunculkan spekulasi soal nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan juga sanksi lain dari FIFA.
Simalakama
Pemerintah sebenarnya pada posisi simalakama. Jika menolak kehadiran tim Israel maka tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 terancam batal. Dan itu telah terbukti, FIFA membatalkan tuan rumah, meskipun yang menolak Gubernur Bali I Wayan Koster sebagai tempat melakukan drawing.
Akibatnya, akan merembet panjang. Indonesia bisa mendapatkan sanksi dari FIFA. Indonesia bisa tidak ikut semua aktifitas FIFA. Itu artinya tidak ada gunanya anak-anak kita latihan sepakbola karena kompetisi tidak akan pernah ada. Apalagi untuk ikut even internasional.
Hal inilah yang membuat pencinta bola Indonesia marah dan menumpahkan kemarahannya di media sosial, termasuk menyerang media sosial Ganjar Pranowo. Harapan anak-anak bola berbakat sirna jika FIFA memberikan sanksi melarang Indonesia ikut even sepakbola.
Sebaliknya, jika pemerintah merestui Israel ikut bermain di Piala Dunia U-20 2023, pemerintah akan jadi bulan-bulanan Ormas Islam, partai Islam, dan mereka yang anti Israel dan mendukung perjuangan Palestina. Hujatan terhadap pemerintahan Jokowi akan menjadi-jadi.
Buntutnya, bisa menjatuhkan pemerintahan Jokowi. Sebab, memberikan peluang terhadap tim Israel bertanding di Indonesia dinilai telah melanggar konstitusi. Dalam pembukaan UUD 1945 telah dinyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Jika pemerintah dianggap telah melanggar konstitusi, maka pemerintah berhak untuk dijatuhkan. Sebab, pemerintah wajib menegakkan konstitusi. Dan pilihan ini tentu tidak diinginkan oleh pemerintahan Jokowi.
Sekarang, nasi telah jadi bubur. Indonesia telah batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 meskipun biaya telah banyak dikeluarkan untuk persiapan itu. Kita hanya berharap Indonesia tidak diberikan sanksi berat oleh FIFA. Semoga.