- 26/04/2025
MUNGKIN tidak ada yang tidak kenal dengan APRIL Group!
APRIL Group (Asia Pacific Resources International Limited) adalah salah satu produsen terbesar dan paling maju secara teknologi dalam industri pulp dan kertas di dunia. Perusahaan ini berbasis di Riau, Indonesia. Dulu anda kenal dengan Riau Pulp and Paper (RAPP).
APRIL Group merupakan bagian dari Royal
Golden Eagle (RGE), sebuah grup sumber daya global yang berkantor pusat di Singapura. APRIL Group dikenal karena komitmennya terhadap pengelolaan hutan yang berkelanjutan melalui kebijakan seperti Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0. Produk utama mereka termasuk pulp, kertas, dan PaperOne, yang dipasarkan ke lebih dari 70 negara.
APRIL Group memiliki fasilitas produksi pulp dan kertas yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Kapasitas produksinya mencapai 4 juta ton pulp dan 1,15 juta ton kertas per tahun. Perusahaan ini menggunakan teknologi canggih untuk memastikan efisiensi dan kualitas produk.
Untuk pasarannya, APRIL Group menjual produk pulp dan kertasnya ke berbagai negara di Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika Utara, Uni Eropa, dan Afrika. Salah satu produk unggulannya adalah PaperOne, yang dipasarkan ke lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
APRIL Group memenuhi kebutuhan bahan
bakunya dengan menerapkan kebijakan Wood
and Fibre Sourcing Policy , yang memastikan bahwa semua bahan baku berasal dari sumber yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Sumber-sumber bahan baku itu berasal dari
Hutan Tanaman Industri (HTI), pemasok pihak ketiga, dan program restorasi dan konservasi.
Untuk Hutan Tanaman Industri (HTI), APRIL
Group memiliki dan mengelola hutan tanaman industri yang ditanam secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan serat kayu. Jenis pohon yang digunakan biasanya adalah Akasia dan Eucalyptus, yang memiliki siklus pertumbuhan cepat dan cocok untuk produksi pulp.
APRIL Group juga bekerja sama dengan pemasok pihak ketiga yang memenuhi standar keberlanjutan dan legalitas. Semua pemasok harus mematuhi kebijakan tidak melakukan deforestasi dan hanya menyediakan kayu dari sumber yang sah.
Selain produksi, APRIL juga menjalankan
program restorasi ekosistem dan konservasi hutan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Mereka berkomitmen untuk tidak menggunakan kayu dari hutan alam dan hanya mengandalkan sumber yang telah dikelola secara bertanggung jawab.
APRIL Group memastikan bahwa semua bahan
baku yang digunakan berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan, serta mengikuti standar internasional seperti UN Global Compact dan International Labour Organization (ILO) fundamental conventions.
APRIL Group berkomitmen untuk hanya
menggunakan serat kayu dari sumber yang bertanggung jawab, termasuk Akasia dan Eucalyptus, yang memiliki siklus pertumbuhan cepat dan cocok untuk produksi pulp. Selain itu, perusahaan menerapkan kebijakan zero deforestation dan memastikan bahwa semua bahan baku berasal dari sumber yang sah dan
berkelanjutan.
Saat ini, APRIL Group memiliki hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola secara berkelanjutan di Provinsi Riau. Luas HTI yang dimiliki dan dikelola oleh APRIL mencapai lebih dari 480.000 hektar. HTI ini ditanami dengan spesies pohon
seperti Akasia dan Eucalyptus.
Dalam hal kesanggupan mencukupi kebutuhan
bahan baku, APRIL Group menerapkan Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0 , yang memastikan bahwa semua bahan
baku berasal dari sumber yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dengan kapasitas produksi 4 juta ton pulp dan 1,15 juta ton kertas per tahu , APRIL mengandalkan HTI ini serta pemasok pihak ketiga yang memenuhi standar keberlanjutan untuk mencukupi kebutuhan bahan bakunya.
APRIL menerapkan sistem due diligence untuk menilai dan mengelola risiko dalam rantai pasokan bahan bakunya. Pemasok pihak ketiga juga menjalani verifikasi tahunan oleh pihak independen untuk memastikan kepatuhan
terhadap kebijakan keberlanjutan APRIL.
Pemasok ini harus mematuhi kebijakan
keberlanjutan APRIL, termasuk tidak menggunakan kayu dari hutan alam dan
memastikan bahwa semua bahan baku berasal dari sumber yang sah dan bertanggung
jawab.
Jika diperlukan, APRIL dapat menerima bahan
baku dari luar Riau, tetapi tetap dengan syarat bahwa pemasok tersebut memenuhi standar keberlanjutan yang ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa operasional mereka tetap sejalan dengan komitmen terhadap pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
APRIL Group memiliki komitmen kuat dalam
menjaga kelestarian hutan di Riau melalui berbagai inisiatif konservasi dan restorasi. Langkah utama yang mereka lakukan antara lain Restorasi Ekosistem Riau (RER), Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, Program Pencegahan Kebakaran Hutan, Konservasi dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati, dan Komitmen APRIL2030.
Program Restorasi Ekosistem Riau (RER)
bertujuan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem hutan gambut di Riau. Sejak didirikan pada tahun 2013, RER telah berhasil melindungi lebih dari 150.000 hektar hutan gambut, termasuk di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Program ini juga berkontribusi pada keanekaragaman hayati dengan mengidentifikasi lebih dari 718 spesies flora dan fauna, termasuk spesies yang terancam punah.
APRIL menerapkan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan atau Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0, yang memastikan bahwa semua bahan baku berasal dari sumber yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Mereka berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi dan hanya menggunakan kayu dari hutan tanaman industri.
Program Pencegahan Kebakaran Hutan (Fire Free Village Program), yang bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mencegah kebakaran hutan. Program ini telah berhasil mengurangi jumlah titik api di wilayah restorasi dan sekitarnya.
Dalam hal Konservasi dan Perlindungan
Keanekaragaman Hayati, APRIL berinvestasi dalam penelitian dan konservasi keanekaragaman hayati, termasuk perlindungan spesies langka seperti Blue-winged Pitta dan berbagai spesies burung lainnya. Mereka juga mendukung penelitian ilmiah tentang ekosistem gambut untuk meningkatkan pemahaman dan praktik konservasi.
Melalui inisiatif APRIL2030, perusahaan
berkomitmen untuk mencapai nol kehilangan hutan konservasi, meningkatkan produktivitas serat tanaman hingga 50%, dan mengurangi emisi karbon secara signifikan. Mereka juga mengalokasikan dana dari hasil produksi untuk mendukung konservasi dan restorasi hutan.
Sebagai wujud komitmen nyata dalam menjaga kelestarian hutan di Riau, APRIL mengalokasikan dana sebesar USD 1 untuk konservasi setiap ton kayu yang diproduksi. Pada tahun 2023, inisiatif ini menghasilkan USD 16 juta untuk mendukung proyek konservasi, termasuk restorasi ekosistem gambut.
APRIL juga berkolaborasi dengan Organisasi Internasional seperti Flora & Fauna International (FFI) dan The Nature Conservancy untuk meningkatkan efektivitas program restorasi dan konservasi.
Mengelola Hutan Tanaman Industri demi keberlanjutan.
Bisnis Berkelanjutan
APRIL Group menerapkan bisnis berkelanjutan
melalui berbagai inisiatif yang berfokus pada lingkungan, sosial, dan ekonomi. Visi keberlanjutan itu disebut APRIL2030, mencakup empat pilar utama yakni Climate Positive (Mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan), Thriving Landscapes (Melindungi dan memulihkan ekosistem hutan serta meningkatkan keanekaragaman hayati), Inclusive Progress (Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pendidikan dan pengembangan ekonomi), dan Sustainable Growth (Mengembangkan bisnis dengan prinsip keberlanjutan dan inovasi).
Disamping itu, APRIL Group menerapkan Sustainable Forest Management Policy
(SFMP) 2.0 , yang memastikan bahwa semua bahan baku berasal dari sumber yang bertanggung jawab. Mereka berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi dan hanya menggunakan kayu dari hutan tanaman industri.
APRIL juga menjalankan program Restorasi Ekosistem Riau (RER) untuk melindungi dan memulihkan lebih dari 150.000 hektar hutan gambut di Riau. Program ini berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem.
APRIL berkomitmen untuk mengurangi intensitas emisi karbon produk mereka sebesar 25% dan memastikan bahwa 90% kebutuhan energi pabrik berasal dari sumber energi terbarukan.
Dan, APRIL mendukung pengembangan ekonomi masyarakat sekitar dengan program pendidikan, pelatihan keterampilan, dan bantuan usaha kecil. Mereka juga berupaya mengurangi kemiskinan di sekitar wilayah operasional mereka.
Beberapa contoh komitmen keberlanjutan yang
dilakukan APRIL adalah mengurangi intensitas emisi karbon produk mereka sebesar 25% dibandingkan dengan baseline tahun 2019. Dampaknya untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Kebijakan zero deforestation memastikan bahwa semua bahan baku berasal dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelanjutan. Kebijakan ini berdampak melindungi ekosistem alami dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Program Restorasi Ekosistem Riau (RER) telah mengalokasikan lebih dari USD 47 juta untuk konservasi dan restorasi sejak 2020. Kebijakan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem gambut dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
APRIL telah memasang 11 MW tenaga surya dan berencana meningkatkan kapasitasnya menjadi 50 MW pada tahun 2030. Program ini
merupakan upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan penggunaan energi bersih.
Sementara dalam program pemberdayaan masyarakat, tercatat 63% penerima manfaat dari program pengembangan masyarakat APRIL adalah perempuan, menunjukkan komitmen terhadap inklusi sosial. Kebijakan ini berdampak terhadap peningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung kesetaraan gender.
Semenanjung Kampar yang harus dikelola secara baik demi keberlanjutan bisnis tanpa meninggalkan etika.
Mengejar profit tanpa meninggalkan etika
Ke depan, APRIL Group harus dapat menyelaraskan strategi bisnis dengan prinsip manajemen falsafah untuk memastikan profitabilitas jangka panjang dengan tetap setia pada nilai-nilai etika. Hal ini tentu memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Langkah yang dilakukan adalah : Pertama,
perusahaan harus menetapkan visi dan misi yang jelas yang mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai etika dan keberlanjutan. Ini mencakup tujuan jangka panjang yang sejalan dengan prinsip-prinsip manajemen falsafah. Langkah ini akan memberikan arah yang jelas bagi seluruh organisasi dan memastikan bahwa
semua tindakan dan keputusan mendukung nilai-nilai inti perusahaan.
Kedua, mengembangkan dan menerapkan kebijakan etika yang komprehensif, termasuk kode etik yang harus diikuti oleh semua karyawan. Kebijakan ini harus mencakup aspek-aspek seperti kejujuran, transparansi, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Langkah ini untuk menumbuhkan budaya etika yang kuat di seluruh organisasi dan memastikan bahwa keputusan bisnis selalu berlandaskan pada nilai-nilai etika.
Ketiga, memasukkan aspek keberlanjutan dalam semua strategi bisnis, mulai dari operasi sehari-hari hingga perencanaan jangka panjang. Ini termasuk inisiatif ramah lingkungan, penggunaan sumber daya yang efisien, dan tanggung jawab sosial. Upaya ini untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat serta menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan.
Keempat, memberikan pelatihan dan pengembangan yang berfokus pada prinsip-prinsip manajemen falsafah dan etika bisnis. Selain itu, melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan mereka otonomi untuk menjalankan tugas mereka dengan tanggung jawab. Hal ini untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan serta memastikan bahwa mereka menjadi agen perubahan yang mendukung nilai-nilai perusahaan.
Kelima, menyelaraskan produk dan layanan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya. Ini termasuk berkomunikasi secara transparan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan. Upaya ini untuk membangun kepercayaan dan loyalitas jangka panjang dari pelanggan serta memperkuat reputasi perusahaan di mata publik.
Keenam, menerapkan mekanisme untuk secara rutin mengevaluasi dan memantau kinerja perusahaan terhadap tujuan etika dan keberlanjutan. Ini dapat mencakup audit internal, laporan keberlanjutan, dan umpan balik dari pemangku kepentingan. Langkah ini untuk memastikan bahwa perusahaan tetap berada di
jalur yang benar dan terus memperbaiki praktiknya sesuai dengan nilai-nilai etika.
Ketujuh, bekerja sama dengan organisasi lain yang memiliki komitmen serupa terhadap nilai-nilai etika dan keberlanjutan. Ini bisa melibatkan kemitraan dengan LSM, lembaga pemerintah, dan perusahaan lain. Dampaknya adalah untuk memperkuat jaringan dan memanfaatkan sumber daya bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan berkelanjutan.
Dan kedelapan, menggunakan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mencapai tujuan keberlanjutan. Pastikan teknologi yang digunakan tidak bertentangan dengan nilai-nilai etika. Langkah terakhir ini digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas sambil tetap setia pada prinsip-prinsip etika.
Semoga saja APRIL Group tetap eksis dan
berkembang di Bumi Melayu Lancang Kuning dengan memberikan manfaat sebesar-besarnya buat masyarakat Riau. ***