VOXRiau

Aktivis Reformasi 1998 Riau Berkumpul. Ada apa?

Redaktur : Fendri Jaswir
Senin, 29 April 2024 06:49 WIB
Para aktivis 1998 Provinsi Riau yang memperjuangkan reformasi dan menumbangkan Soeharto berkumpul di Pekanbaru, Minggu (28/4/2024) malam.

PEKANBARU (VOXindonews) - Para aktivis 1998 Provinsi Riau yang memperjuangkan reformasi dan berhasil menumbangkan rezim Soeharto, berkumpul di Pekanbaru, Minggu (28/4/2024) malam. Mereka menjalin kembali silaturahmi yang sempat terputus selama 26 tahun.

Pertemuan di Wareh Kupie, Jl Arifin Achmad, Pekanbaru, itu digagas oleh Gumpita (Ketua SMPT Unri), Gamal Abdul Naser (UIR), Hendri Sayuti (UIN), Repol (UIN), Supirman (STMIK), Said Ihsan (UIN), Jhony Setiawan Mundung (Unri), Jenewar Effendi (Unri), Dian Sukheri (KAMMI), Yusriadi (Unilak) dan Slamet Riyanto (PMII). Didukung aktivis 1999 seperti Rinor Kuswan (HMI), Cecep Suryadi (Ketua BEM Unri), Bunyamin (UIR).

Hadir ratusan aktivis 1998 dan 1999, para aktivis mahasiswa Riau tahun-tahun berikutnya seperti Asnaldi dan Rendra, serta BEM perguruan tinggi yang ada di Riau. Hadir juga aktivis 1998 dari UIN Tatang Yudiansyah, Apandi, Boyke Amri, wartawan senior yang jadi saksi perjuangan 1998 Fendri Jaswir dan mantan aktivis Abdul Wahid yang kini anggota DPR RI.

Dipandu oleh Jenewar Effendi, para aktivis satu persatu menyampaikan kenangan, pengalaman, dan romantisme 1998. Ada juga yang mengaitkan dengan keadaan sekarang dan harapan ke depannya, baik untuk nasional maupun  daerah Riau.

Tatang Yudiansyah mengajak para hadirin untuk membacakan AlFatihah yang ditujukan untuk para aktivis 1998 yang telah meninggal dunia, diantaranya Zainul Ikhwan dan lain-lain.

Umumnya para pembicara menceritakan pengalaman mereka demonstrasi 1998 sampai menumbangkan rezim Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Pahit getir mereka rasakan, bahkan pukulan dan poporan senjata hingga masuk rumah sakit.

Mereka tidak ingin kekuasaan yang dominan seperti zaman Orde Baru terjadi lagi di zaman reformasi dan saat ini serta masa mendatang. Mereka tidak menginginkan demokrasi yang telah terbentuk setelah reformasi kembali balik ke belakang.

Aktivis kampus Unri, Fendri Jaswir yang saat perjuangan reformasi telah menjadi wartawan menyampaikan pesannya kepada para aktivis. Dia minta para aktivis mengevaluasi apakah delapan agenda reformasi 1998 sudah terlaksana semua, atau stagnan dan kembali ke keadaan awal sebelum reformasi?

''Silahkan dicermati satu persatu, apakah sudah sesuai dengan tuntutan atau belum? Bahkan  mungkin kembali mundur?,'' ujarnya.

Menurut Jenewar, pertemuan pertama kali ini tidak akan menyimpulkan pembicaraan. Namun pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang diagendakan rutin, bisa saja diformulasikan sehingga dapat dicarikan jalan keluar untuk kebaikan bangsa dan negara, termasuk daerah Riau.

Berikut 8 agenda reformasi 1998 yang disuarakan mahasiswa :
1. Adili Soeharto dan pengikutnya
2. Amandemen UUD 1945
3. Otonomi Daerah seluas-luasnya
4. Hapus Dwifungsi ABRI
5. Hapus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
6. Tegakkan supremasi hukum
7. Tegakkan HAM, demokrasi dan kebebasan pers
8. Perbaikan ekonomi dan hapus konglomerasi.
(FJ)